Mohon tunggu...
Denny Yarmawati
Denny Yarmawati Mohon Tunggu... Alumnus program studi Master in International Politics (Critical Geopolitics), Newcastle University, Inggris. -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Kau Renggut Haknya Menggunakan Cadar

28 April 2018   08:04 Diperbarui: 28 April 2018   18:08 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Isu pelarangan pemakaian cadar di beberapa universitas Indonesia akhir-akhir ini menjadi sebuah perbincangan hangat di tengah masyarakat. Tentu dalam menanggapi isu sentisif seperti ini akan ada perpecahan pendapat, ada yang pro dan ada yang kontra. 

Saya sendiri termasuk kepada golongan yang tidak setuju atas kebijakan yang diambil oleh beberapa pihak pengemban kekuasaan di beberapa kampus di Indonesia ini. Alasannya sederhana saja. Sebagai seorang perempuan muslim yang menyakini prinsip - prinsip dasar Hak Asasi Manusia, saya merasa bahwa menggunakan cadar merupakan salah satu hak yang harus dihormati oleh siapapun terlepas dari perbedaan pendapat ulama mengenai hukum pemakaian cadar. 

Menurut saya, memakai cadar merupakan salah satu bentuk perwujudan kebebasan seorang individu dalam menjalankan agamanya, yang sudah sepatutnya dihargai oleh pihak manapun. 

Berdasarkan kepada Universal Declaration of Human Rights, artikel 18, dinyatakan bahwa setiap individu di dunia memiliki hak dan kebebasan dalam hal beragama dan hak dalam mengekspresikan agamanya. Nah, kemudian, bagaimana bisa jika melarang seseorang menggunakan cadar tidak menggores Hak Asasi Manusia?.

Entah ingin tertawa atau menangis rasanya, ketika mengetahui di negara tercinta Indonesia yang merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia terdapat penerapan pelarangan penggunaaan cadar di beberapa universitasnya, yang menurut saya didasarkan kepada alasan yang tidak jelas kebenarannya. Mengapa mereka dengan begitu mudahnya terbuai oleh isu radikalisme yang digunakan pihak - pihak tertentu untuk menjelek-jelekan agama mereka?

Mengapa mereka berdalih bahwa penerapan peraturan pelarangan penggunaan cadar didasari oleh alasan administrasi semata?, terlebih lagi yang memberlakukan peraturan tersebut merupakan universitas Islam yang semestinya mencerminkan sikap bijaksana dalam isu ini. Kenapa kita tidak bisa menghargai saudara kita sesama muslim, ketika kita dikenal dengan bangsa yang menganut nilai toleransi yang tinggi?. Seharusnya kita malu dengan bangsa lain yang mampu menunjukkan sikap toleransinya terhadap kebebasan mengekspresikan agama.

Sebagai seorang mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas di Inggris, tentunya saya memiliki cara pandang tersendiri dalam menaggapi isu ini. Ketika masih berada di tanah air, saya mengira akan sangat sulit bagi saya yang menggunakan hijab untuk beradaptasi di lingkungan yang budayanya jauh berbeda dengan budaya saya. Namun, kenyataannya tidak demikian. Di sini saya menemukan banyak sekali orang muslim dan tidak jarang saya melihat perempuan - perempuan muslim yang menggunakan cadar, baik itu dilingkungan umum seperti jalanan atau pasar dan bahkan di ruang lingkup universitas. Ya, universitas!

Beredarnya isu pelarangan cadar di beberapa universitas islam di Indonesia kemudian membuat saya berkeinginan untuk mengetahui bagaimana kebijakan universitas di Inggris dalam menanggapi mahasiswanya yang memakai cadar. Barangkali, keinginan itulah yang membawa saya untuk bertemu dengan salah seorang mahasiswa yang menggunakan cadar di kampus tempat saya mengenyam ilmu saat ini. Alhamdulillah, berkat izin Allah SWT, saya mendapatkan kesempatan untuk berbincang - bincang dengan beliau terkait isu penggunaan cadar. 

Singkat cerita, mahasiswa asal Arab Saudi yang sedang menjalankan pendidikan doktoral di Inggris tersebut merasa terkejut ketika saya ceritakan bahwasanya ada isu larangan cadar di beberapa universitas di Indonesia. 

Beliau mengaku sedih ketika mendengar di Indonesia yang terkenal dengan jumlah umat muslim yang besar terdapat peraturan seperti demikian. Berdasarkan pengalamannya, beliau mengaku diperlakukan dengan baik oleh pihak universitas tempat dia menempuh pendidikan dan sama sekali tidak terdapat kebijakan universitas yang mendiskreditkan mahasiswa yang menggunakan cadar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun