Tapi upaya dan gelontoran dana hingga puluhan milyar rupiah itu akan seperti menabur garam ke laut jika mental dan pola pikir penanganan stunting masih konvensional dan bersifat sporadis tanpa menggali akar persoalan penyebab stunting itu.
Bukankah para pujangga mengatakan mencegah lebih baik dari pada mengobati. Jadi langkah pencegahan stunting sudah harus dilakukan sejak dini sudah benar tinggal persoalannya tepat sasaran atau tidak.
Kuncinya adalah dengan mengubah pola fikir seperti diungkapkan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo, Sp.O.G (K) dalam sebuah acara.
"Pola pikir keluarga dalam menerapkan pola pengasuhan dan pola asupan makanan bergizi terutama bagi anak-anak pada fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) harus berubah.
"Potensi bayi stunting itu sudah kelihatan nyata sejak lahir. Jika panjang badan lahir kurang dari standard yakni 48 cm sudah 23 persen stunting. Masuk enam bulan, naik satu persen berarti kita masih bersama-sama harus menguatkan ASI (Air Susu Ibu) eksklusif," kata Hasto
Nah, edukasi ASI eksklusif harus dilakukan secara masif oleh semua pihak mulai dari penyuluh KB, Bidan dan teman media bahkan bila perlu melibatkan para influinser.
Selain itu untuk pemenuhan gizi balita plus ibu hamil bisa diupayakan dengan pemanfaatan makanan lokal dengan protein tinggi seperti tempe misalnya. Jangan salah tempe bacem punya manfaat lebih baik daripada digoreng.
Hal ini karena dengan membacem tempe maka prebiotik dan probiotik dan batas simbiotik prebiotik dan probiotik di tempe bisa tetap esensial dan bagus untuk mencegah stunting.
Selain kacang-kacangan yang bisa dihadirkan dalam pekarangan, mengkonsumsi ikan lokal seperti ikan kembung dan lele juga bisa menjadi unsur pemenuhan protein yang dibutuhkan saat anak underweight sebelum terlanjur menjadi stunting.
Akhirnya dengan merubah pola pikir dari mengobati menjadi mencegah target 14 persen pada tahun 2024 bukan lah hal yang mustahil. Kuncinya ya itu tadi bersama-sama, kreatif dan menjalankan tugas dengan penuh amanah sehingga Indonesia bisa zero stunting, dan meraih masa depan gemilang dengan menyiapkan generasi unggul yang mau dan ingin berubah menjadi lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H