Mimisan atau pendarahan hidung (epitaksis dalam istilah medis), meski jarang menandakan sesuatu namun dalam kasus tertentu jika dibiarkan ternyata dapat mengancam kehidupan juga loh. keluarnya darah dari hidung emang bisa bikin panik apalagi kalo kejadiannya di dalam pesawat yang lagi terbang diatas ketinggian 10 ribu kaki, dan itu saya alami sendiri hehehe.
Mendapatkan nomor bangku D 22, dan itu ternyata di baris paling belakang dari maskapai Nam Air yang akan membawa kami kembali ke Kota Bandung setelah beraktivitas selama 3 hari penuh di Kota Malang. Setelah agak bersusah payah menuju kursi sesuai dengan tiket pesawat (karena badan tidak lagi slim hehehe) akhirnya bisa duduk dengan tenang dan menunggu take off.Â
Meski sedikit tergangu dengan suara bising dan udara dalam kabin yang cukup panas, namun berselang beberapa saat pesawatpun take off dengan mulus dan sesuai dengan aturan keselamatan lampu dalam kabin pun mulai dipadamkan.
Tidak berselang lama lampu dalam kabinpun kembali menyala dan 3 orang kru pramugari membagikan makanan kecil berupa air dan roti, dan peristiwa heboh itupun terjadi. (moga moga ga ngalim lagi, amiin)
Sesaat setelah menerinma snack, dari dalam hidung seperti ada yang menetes dan membasahi baju, reflex tangan ini menyekanya dan saat diperhatikan, panas dingin dong aku, karena ada darah segar di kertas tissue dalam tangan. Seketika itu keringat dingin keluar dan badan lemes. Rekan rekan satu deret bangku pun sempet khawatir (kita berangkat satu rombongan besar), tisu di tangan sudah penuh oleh darah segar.Â
Entah siapa yang menekan panel bantuan diatas kursi yang jelas salah seorang pramugari bergerak cepat menghampiri dan memberikan pertolongan pertama. Wajah manisnya nampak tegang namun tetap berusaha tersenyum, berusaha memberikan ketenang. "Jangan panik pa, sebentar saya ambilkan tissue" ucapnya dengan berusaha ramah meski intonasinya agak bergetar tangan halusnya bergerak cepat dan taktis. Langkahnya ringan bergerak mencari tissue tambahan.
Meski hanya beberapa menit namun hampir satu box kecil tissue habis untuk menampung cucuran darah dari hidung, karena sempat tertelah bikin perut merasa mual dan pusing. Mungkin hampir 10 menit berlangsung "drama" mimisan ini, dan saya mendapatkan perhatian lebih dari pramugari tersebut (yang tidak mau disebutkan namanya).Â
Setelah darah berhenti mengalir, bidarari eh pramugari ini nampak bisa bernafas dengan lega. sebelum kembali ke tempat duduknya,di bagian ekor pesawat dia menawarkan air hangat. "jika ada yang bisa saya bantu lagi, saya ada dibelakang dekat bapak" ucapnya sambil berlalu menuju tempat duduknya sambil berjaga jaga jika aku atau penumpang lainnya ada yang memerlukan bantuan.Â
Namun hingga pesawat mendarat di Bandung, tidak ada kejadian heboh lainnya. sambil menunggu turun dari pesawat saya pun sempat berbincang dan bertukar nomor telpon. Saling menyapa dan bertukar kabar, karena peristiwa seperti ini sama sama baru kami alami Hehehe.
Tergangunya Tuba Eustachius