Mohon tunggu...
denny suryadharma
denny suryadharma Mohon Tunggu... Freelancer - penjelajah rasa, merangkum dalam kata bermakna untuk dikabarkan pada dunia

lahir di bandung, suka dengan dunia kuliner, traveling dan menulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perpaduan Geulis dan Harmonis dalam Sepiring Jengkol

25 Januari 2018   21:32 Diperbarui: 25 Januari 2018   22:05 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi sebagian masyarakat, jengkol (Archindendron pauciflorum) menjadi salah satu makanan faforit penambah nafsu makan. Begitupun di wilayah jawa barat dimana saya tinggal, karena saat makan nasi hampir selalu ada lalapan dan sambal sebagai pelengkap sajian makanan, dan di dalam lalapan itu (tergantung musimnya) dapat dipastikan ada jengkol atau pete.

Meski awalnya hanya sekedar mencicipi, namun karena terbiasa makan jengkol akhirnya kuliner berbau khas ini menjadi penyelamat saat nafsu makan menurun. Buah yang tumbuh di wilayah asia tenggara termasuk di Indonesia ini, biji nya bisa di olah dengan berbagai macam bumbu mulai dari hanya di goreng kering dan ditaburi garam sebagai teman cocolan sambel terasi pedas, atau di buat semur, rendang bahkan dikombinasikan dengan ikan teri, sepertinya semuanya sah sah saja asal tidak kebanyakan tentunya.

Sebagai penggemar makanan dengan bahan baku dari jengkol, awalnya selalu heboh saat mencoba memasknya sendiri di rumah karena baunya yang khas dan biasanya menjadi bahan protes sekaligus demo bagi anggota keluarga yang tidak menyukainya.

Usut punya usut, asal mula bau tak sedap itu ternyata berasal dari asam amino yang mengandung sulfur. Saat pecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam amino ini menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau karena pengaruh sulfur, selain itu juga akan menghasilkan gas H2S.

Namun, hal itu tidak menyurutkan saya untuk berhenti makan jengkol, alih alih berhenti malah makin cinta dan akhirnya dipertemukan dengan teman teman dari komunitas penggemar jangkol. Bahkan tidak sedikit public figure yang ternyata menyukai jengkol dan tidak malu malu untuk mengakuinya seperti mantan artis dan politisi dari partai golkar Nurul Arifin yang saat ini maju dalam pilkada serentak 2018 di kota bandung yang memprakarsai festifal jengkol.

Meski tidak sempat berfoto bareng nurul arifin, karena mata sibuk jelalatan melihat berbagai jenis masakan jengkol, dan tangan gerawilan mencomot jengkol dari satu stand ke stand lainnya, (karena semuanya gratis) namun dahaga untuk menikmati jengkol terpuaskan sudah. Makan bersama dengan para puluhan penggemar jengkol dalam festifal jengkol di bilangan jalan tamblong bandung siang itu menjadi kenangan terindah dan tidak akan terlupakan. (sambil ngarep adalagi acara seperti ini)

dok. pribadi
dok. pribadi
Dalam satu kesempatan, sempat berbincang sejenak dengan nurul arifin yang ternyata penggemar berat jengkol. Dengan bersemangat nurul mengungkapkan, bahwa jengkol itu seringkali dinikmati oleh warga bandung, bahkan setiap kali kunjungan saat disuguhi makan siang seperti nasi liwet pasti ada jengkolnya. Dan berangkat dari hidangan yang sudah jadi seperti wajib itu, kenapa tidak dibuat saja sekalian festifal jengkol.

"saya kira saat ini udah ga perlu malu mau untuk makan jengkol, karena ada sejumlah manfaatnya juga seperti antioksodan, dan nikmat jika makan pake jengkol" Ujar nurul sambil sesekali menikmati berbagai menu jengkol dari sejumlah stand yang ada.

Dari beberapa sumber hasil mencari di internet, jengkol ini memang memiliki berbagai macam manfaat, seperti membantu radikal bebas karena jengkol ternyata mengandung vitamin A dan C yang bertindak sebagai sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas penyebab kanker.

Selain itu, jengkol juga adalah makanan diuretic (melancarkan pembuangan urin) yang sangay baik bagi penderita penyakit jantung. Dan ternyata bukan hanya itu saja, manfaat dari jengkol ternyata masih cukup banyak seperti kandungan mineral dalam jengkol dapat memperlebar pembuluj darah yang mengkerut dan mencegah penyempitan pembulluh darah kembali.

Namun di balik itu semua, ada juga yang harus diwaspadai oleh penggemar jengkol yaitu "jengkoleun" dimana hal ini terjadi karena jengkol mengandung asam jengkolat yang cukup tinggi dan sukar larut dalam air dengan tingkat pH yang asam. Namun tidak perlu hawatir berliebih karena resiko jengkoleun ini bervariasi pada setiap orang, dan biasanya dipengaruhi oleh genetic lingkungan juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun