Mohon tunggu...
denny septiviant
denny septiviant Mohon Tunggu... Politisi - Politisi PKB

Human right defender | progresive rock | Nahdliyin | photography enthusiast | Aikido practical

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

PU-239: Nuklir yang Dijajakan di Kaki Lima

28 Oktober 2024   09:51 Diperbarui: 28 Oktober 2024   09:51 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit: HBO Original 

"PU-239" adalah cermin yang mengajak kita menatap tajam ke arah negara yang kita bangun bersama. Kegelapan dalam film ini bukanlah akhir, melainkan peringatan bahwa kebijakan tanpa visi dan ketidaktahuan hanya akan melahirkan kejatuhan yang tak terhindarkan.

"PU-239" adalah sebuah film produksi HBO yang disutradarai oleh Scott Z. Burns dan didasarkan pada cerita pendek karya Ken Kalfus, membawa penonton menyelami kehidupan yang suram di Rusia pasca-Soviet. Diperankan oleh Paddy Considine sebagai Timofey Berezin, film ini mengisahkan seorang teknisi di pabrik nuklir yang terpapar radiasi mematikan dan memutuskan untuk mencuri plutonium demi menjualnya di pasar gelap. 

Keputusan mencuri tersebut setelah Timofey mengetahui dari rekan kerja yang loyal membantunya menemukan kebenaran bahwa ia terpapar radiasi seribu REM (warga Hiroshima menerima lebih sedikit). Ia mengalami keracunan radiasi akut dan hanya beberapa hari untuk hidup. REM adalah satuan paparan radiasi. 

Tujuannya mencuri dan menjual plutonium itu hanya satu: menyelamatkan masa depan keluarganya. Bersekutu dengan Shiv (Oscar Isaac), seorang gangster kelas teri, mereka berdua terjerat dalam lingkaran perdagangan gelap senjata nuklir yang berbahaya dan penuh ketidakpastian. Dengan latar belakang Rusia era Boris Yeltsin, "PU-239"adalah sebuah kisah tentang ketidakberdayaan manusia di hadapan kekuatan kapitalisme yang brutal, kebobrokan politik, dan bahaya radiasi nuklir yang tak terduga.

Potret Kehidupan Rusia Pasca-Soviet

"PU-239" adalah kode kimia untuk Plutonium bahan utama nuklir. Digunakan sebagai judul film dengan latar belakang kehidupan Rusia di era Boris Yeltsin, ketika masyarakat menghadapi transisi politik yang penuh gejolak setelah keruntuhan Uni Soviet. Di bawah Yeltsin, Rusia sedang berjuang dengan krisis ekonomi yang parah, privatisasi besar-besaran, dan melemahnya kendali pemerintah. Dalam film ini, kita melihat bagaimana korupsi merajalela, dari level tertinggi pemerintahan hingga ke gangster jalanan. Timofey, yang hanya ingin keadilan atas kecelakaan yang menimpanya di pabrik pengayaan plutonium, terjebak dalam sistem yang sepenuhnya gagal melindungi pekerjanya. Ia dipecat dan difitnah, sementara atasan-atasannya lolos dari tanggung jawab.

Inilah realitas suram era pasca-glasnost dan perestroika. Ketika Mikhail Gorbachev meluncurkan kebijakan reformasi ini di akhir 1980-an, ia berharap membuka dan mereformasi Uni Soviet. Namun, yang terjadi adalah ketidakstabilan ekonomi dan politik yang justru makin dalam di bawah Yeltsin. Rusia yang digambarkan dalam "PU-239" penuh dengan ketidakpastian dan kemarahan, di mana masyarakat hidup dalam bayang-bayang kapitalisme liar yang menindas.

Perdagangan Gelap Senjata dan Bahaya Plutonium

Di tengah gejolak ekonomi tersebut, pasar gelap untuk senjata dan material nuklir tumbuh subur. Timofey, yang putus asa setelah menyadari bahwa hidupnya hanya tersisa beberapa hari akibat paparan radiasi, memilih jalan berbahaya: mencuri "PU-239", plutonium yang dapat digunakan untuk senjata nuklir, dan mencoba menjualnya di Moskow, dengan casing ala kadar yang dilekatkan ke tubuh-nya (jangan bayangkan casing supercanggih ala Mission Impossible dengan tingkat keamanan maksimal). Namun, sesampai di Moscow ia segera menemukan bahwa menjual senjata nuklir tidak semudah yang dibayangkan. 

Film ini menunjukkan betapa berbahayanya pasar gelap ini, terutama di Rusia yang ketika itu tak lagi mampu mengawasi dengan ketat material nuklirnya. Negara yang pernah menjadi adidaya dengan kendali ketat atas persenjataan kini berhadapan dengan ancaman penyebaran teknologi senjata yang mematikan. "PU-239" secara efektif memotret bagaimana ketidakstabilan politik pasca-Soviet menciptakan peluang bagi aktor-aktor jahat untuk memperdagangkan barang-barang yang dapat membahayakan seluruh dunia.

Negara yang dulunya punya kendali ketat atas nuklir, kini tak lagi bisa menjamin keamanannya. Mafia berkembang, mengisi kekosongan kekuasaan dan menyulap senjata menjadi komoditas dengan harga tinggi. Di film digambarkan AK-47 dijual di kaki lima dengan perlindungan "preman pasar". Beberapa pembeli AK-47 justru kelompok separatis Chechnya. Aparat keamanan yang berjaga seolah tutup mata dengan transaksi di kaki lima itu, disitulah Timofey yang tertatih dengan penyakit radiasinya membentangkan kertas bekas kardus tertulis "PU-239" untuk dijual. Tragis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun