Entah mimpi apa semalam jika hari ini saya bisa bertatap muka dan mendengar pemaparan dari para pelaku usaha digital Indonesia. Undangan dari Google Indonesia membuat keinginan saya selama ini untuk bertatap muka dengan mereka kesampaian. Bertempat di Hotel Fairmont, saya bisa bertemu dengan Tony Keusgen (Managing Director Google Indonesia), Nadiem Makarim (CEO dan Founder Go-Jek Indonesia), Hadi Wenas (CEO MatahariMall.com), Dannis Muhammad (CMO Traveloka.com) dan Tai Le (Director Temasek).
Kesempatan langka bertemu para pelaku usaha digital ini terlaksana berkat Google Indonesia yang hari ini bersama Temasek, menerbitkan riset bersama yang melihat peluang di Asia Tenggara dari enam negara yang bertemakan “e-conomy SEA: Unlocking the $200 billion opportunity in Southeast Asia.”
Riset menyoroti Indonesia sebagai salah satu populasi pengguna Internet yang pesat berkembang di dunia: Berkembang sebesar 19% per tahun dan diproyeksikan mencapai 215 juta sebelum 2020 dari 92 juta di tahun 2015. Dan momentum menarik ini adalah kabar baik bagi bisnis lokal: dengan pasar online Indonesia siap meledak dalam 10 tahun, mencapai $81 miliar sebelum 2025. Dari total tersebut ecommerce akan sebesar 57%, atau $46 miliar. Semua aktivitas ini menunjukkan Indonesia siap menjadi destinasi tertinggi di wilayah ini bagi venture capital yang mencari perkembangan di ekonomi digital baru.
Catatan lain dalam riset termasuk:
1) Peluang ecommerce: Indonesia diperkirakan mencapai 52% dari ecommerce di Asia Tenggara menjelang 2025 (vs 31% di tahun 2015), didorong oleh populasi kelas menengah yang besar, peningkatan akses ke internet, dan pertumbuhan tier 2/3 kota, di mana akses ke retail terbatas. Besar pasar diperkirakan tumbuh 39% per tahun dari $1,7 miliar di 2015 menjadi $46 miliar di 2025
2) Peluang industri travel online: Indonesia diperkirakan menjadi pasar terbesar untuk hotel dan penerbangan di Asia Tenggara menjelang tahun 2025 (vs 26% di 2015). Besar pasar diperkirakan berkembang 17% per tahun dari $5 miliar di 2015 menjadi $24,5 miliar di 2025
3) Peluang industri jasa transportasi online (online rides): Indonesia diperkirakan menjadi pasar terbesar disebabkan jumlah populasi, yang mencapai 43% pasar Asia Tenggara menjelang 2025. Besar pasar diperkirakan berkembang menjadi 22% per tahun dari $800 juta di 2015 menjadi $5,6 miliar di 2025
4) Negara paling aktif setelah Singapura untuk kegiatan Venture Capital dalam hal jumlah transaksi: Sekitar 8% dari semua transaksi yang menerima funding Series A+, serupa dengan di Singapura yang sebesar 29%
Apa yang dibutuhkan Indonesia agar dapat meraih peluang tersebut Riset menunjukkan bahwa sementara peluang menarik bagi Indonesia, negeri ini butuh menangani sejumlah tantangan kunci termasuk logistik dan konektivitas, rumitnya pembayaran, kesiapan pasar; penipuan dan cybersecurity. Kebutuhan paling utama adalah investasi - dan kabar baiknya adalah dalam riset menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara paling aktif setelah Singapura dalam kegiatan Venture Capital dalam hal jumlah transaksi.
Tony Keusgen, Managing Director dari Google Indonesia, memprediksikan Indonesia akan menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. “Pertumbuhan di Indonesia saat ini akan secara dramatis mengubah keadaan ekonomi 10 tahun ke depan,” katanya. “Peluangnya sangat besar — $81 miliar — dan saya yakin bahwa tantangan yang ada akan dapat diatasi, seperti yang dapat dilihat saat ini dengan adanya sejumlah perusahaan lokal yang berhasil melebarkan usahanya di wilayah ini. Di Google kami bertekad membantu bisnis Indonesia — dari pemain nasional ecommerce terbesar hingga ke toko lokal terkecil — mencapai pelanggan baru dan mendunia.”