Mohon tunggu...
Denny
Denny Mohon Tunggu... Wiraswasta - Santri dan Guru

Denny Juzaili. Saya pedagang pak, doain ya biar laris, jualan saya bisa dilihat di http://jubahsaudiproduct.blogspot.com , di www.aqiqahjakarta.com, di www.fatahillahdk.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pesan untuk Yang Menang Lomba

20 Oktober 2024   08:04 Diperbarui: 20 Oktober 2024   08:09 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah

Dulu pernah mendapatkan hadiah lomba yang lumayan besar nilainya pada tahun 2004 Rp 1.000.000, karena meraih nilai terbaik kedua salah satu kompetisi tingkat provinsi. Karakter kami tidak banyak bergaul, agak kaku, dan tidak mendapat masukan nasihat dari pihak luar juga, waktu itu dari uang 1 juta tersebut hanya dialokasikan sebagian kecil saja, itupun hanya untuk merayakan bersama teman-teman satu kamar di asrama. Karena demikian memang tradisi yang ada di asrama. Teman kamar pun hanya empat orang. Jadi uang yang keluar cuma untuk membeli satu nampan mie goreng Pak Soleh. Mungkin cuma berapa puluh ribu. Sisanya waktu itu saya habiskan di Toko Buku dan lainnya, membeli beberapa judul buku, kaset, makanan, dan disisakan untuk jajan di sekolah.

Kini hampir lewat 20 tahun, setelah Allah jadikan kami melewati berbagai pahit manis kehidupan, belajar agama di pesantren dengan pelajaran adab akhlak selalu menyertai, ketika ingat peristiwa tersebut , ada penyesalan besar.

Penyesalan pertama adalah, seingat kami, kami tidak memberikan sedikit pun rasa uang tersebut untuk orang tua kami... jujur jika mengingat itu hati kami sungguh malu dan merasa bersalah. Padahal hadiah uang tersebut bisa untuk membantu dua kali membayar biaya bulanan sekolah kami. Waktu itu kami merasa belajar adalah kewajiban orang tua saja, dan mereka yang memaksa kami sekolah di sana biarkan mereka yang membiayai saja. Ya Ilaahi, sungguh mulia hati orang tua kami... Bahkan mereka tidak meminta apa pun dalam bentuk halus ataupun terang-terangan.

yang kedua adalah tidak memberikan rasa hadiah tersebut untuk guru yang mengajarkan kami... Padahal tanpa mereka tidak mungkin kami bisa di posisi dua pada kompetisi level provinsi tersebut.

Hal ini mungkin bukan salah kami, karena sudah takdir Nya kami belum memahami manhaj salaf dan bahasa arab, namun uang hadiah tersebut jika dibelikan kitab ulama, pada tahun tersebut mungkin bisa membeli 20-25 kitab jilid cetakan Arab Saudi, yang pada hari ini rata-rata seharga Rp 200.000 per jilid. Ternyata nilai hadiah yang kami dapatkan saat itu sangat besar... Bisa setara dengan 4-5 juta dengan harga buku sekarang.

Oleh karena itu barangkali ada pembaca blog ini yang sudah atau akan atau baru mendapat hadiah, kiranya mempertimbangkan untuk memberikan semua atau sebagian hadiah yang anda terima kepada orang tua atau guru kalian, sungguh mereka secara berurutan adalah orang yang paling berjasa dalam hidup anda. Mereka berhak mendapatkan sesuatu dari nikmat yang anda terima...

Ya Allah berikanlah rahmat untuk kedua orang tua kami, para guru kami di semua tingkatan... Maafkanlah dosa mereka semua... Berikanlah kami kesempatan di masa depan untuk memperbaiki akhlak buruk kami di masa lalu , dengan akhlak mulia kepada mereka semua.... Allahummaa Aamiin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun