Mohon tunggu...
Denny
Denny Mohon Tunggu... Wiraswasta - Santri dan Guru

Denny Juzaili. Saya pedagang pak, doain ya biar laris, jualan saya bisa dilihat di http://jubahsaudiproduct.blogspot.com , di www.aqiqahjakarta.com, di www.fatahillahdk.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cerita Menikah Demi Keluar Kampus

29 September 2012   01:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:31 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebenarnya sudah sejak tahun 2006 yaitu ketika saya masih menahan bosannya aktivitas belajar di Farmasi UI, saya ingin menikah. Tahun 2005 saya mulai studi S1 di farmasi ui. Sejatinya selama 2 tahun (3 semester) saya termakan idealisme aktivis (taubat amin...). Hasilnya indeks prestasi semester 1 = 2,67, semester 2 2,04, semester 3 0,22. Namun indeks prestasi aktivitas non-kelas haruskah dibilang wow ?? walaupun mungkin secara pribadi menurut saya cukup wow juga, jika tidak ada kegiatan non-kelas mungkin bisa gila juga. kuliah farmasi benar-benar "luar biasa membuat frustrasi"

Masuk semester 4 saya ambil cuti kuliah "sepihak" (tidak mengurus administrasi cuti), kemudian saya beli buku soal spmb IPS, saya bersiap untuk ikut SPMB lagi, mau masuk fakultas ekonomi di ui. atas apa yang saya lakukan, ibu saya syok. bapak saya cukup menerima, walaupun pasti pahit juga bagi orang tua menerima kenyataan anaknya terlihat tidak serius kuliah.

Singkat cerita dengan izin Allah saya berhasil masuk jurusan manajemen di feui. alhamdulillah tercapai juga, masuk di jurusan yang tidak ada tugas Lab, kuliahnya santai, dan banyak waktu kosong. Sejatinya, saya memang mencari kuliah yang banyak waktu kosong, atau setidaknya ke-tidakhadiran saya dari kelas masih bisa dikejar dengan belajar di kosan. waktu kosong itu jadi bisa dipakai untuk mulai mencari "sepiring nasi" dan "semangkuk bakso", niat dari tahun 2006 tentang menikah itu terus menerus tergambar di sanubari dan kian hari kian kuat saja

Memulai karir sebagaimana banyak mahasiswa lain geluti yaitu mengajar privat dan bimbel, pada tahun 2009 saya diminta menjadi pengelola sekaligus pemilik juga di bimbel startup. investornya adalah distributor semen padang untuk provinsi banten dan dki jakarta. dananya besar sekali subhanallah, dan sebagai pemilik usaha tentunya boleh kerja sesuka hati tidak terikat waktu y.

sejujurnya orang tua cukup senang dengan apa yang saya lakukan karena menurutnya "anak saya belum lulus saja sudah bekerja dan memiliki usaha sendiri apalagi nanti sudah lulus". padahal mereka mungkin tidak tahu, seberapa banyak kelas asistensi yang saya tidak ikuti. seberapa banyak ujian yang saya lalui tanpa belajar. nilai B rasanya seperti mendapat A.

tahun 2009 tepat saya ikuti kuliah semester 5, dan juga baru mulai menjalankan usaha bimbel, dan juga mulai merasakan nikmatnya memiliki penghasilan. Btw, lebih riil memiliki penghasilan sendiri daripada bersusah-susah mendengar dosen di kelas, lebih nyata, hidup wirausaha! Sejujurnya saat itu saya hampir sudah tidak lagi memiliki motivasi untuk datang kuliah. Jikalah masuk kelas, maka itu 1-2 menit sebelum masuk. dan ketika sudah selesai kuliah tanpa lama-lama pasti saya langsung meninggalkan kampus.

Kemudian, sampailah Cita-cita menikah (sejak tahun 2006) kini sudah di depan mata. alhamdulillah. pada november akhirnya benar-benar menikah.  Seiring dengan motivasi belajar di kelas yang sudah di titik terendah. dan kesukaan mengelola usaha. dan juga keharusan memiliki penghasilan. haha, jadilah faktor-faktor tersebut menjadi alasan untuk meninggalkan kuliah totally. Untuk kedua kalinya orang tua syok.

Tapi, tidak lama kok syoknya. setelah diberi penjelasan dan berjalannya waktu. semua sudah berjalan dengan lebih baik , sungguhan lebih baik. Dengan izin Allah:


  • Orang tua sekarang memiliki diri saya seutuhnya
  • Saya  bebas merdeka berusaha sendiri tidak menjadi bawahan ataupun disuruh atasan
  • Memiliki portofolio usaha yang bermacam-macam
  • Meraih kenikmatan tiada tara menjadi diri sendiri apa adanya


alhamdulillah.. semua berakhir baik

terakhir, saya minta maaf untuk pembaca jika dirasa tulisan saya kurang enak dibaca... dan tidak singkron antara judul dengan isi tulisan.. maaf ya, mohon maklum belum biasa bikin tulisan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun