Mohon tunggu...
Denny Malelak
Denny Malelak Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya tanpa batas dan menjadi ispirasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Karyawan swasta

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Pencinta yang Kesepian

17 Mei 2020   06:42 Diperbarui: 17 Mei 2020   06:46 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersama hujan kujatuhkan rindu
Tetes-tetes gerimis senandung merdu
Yang sebentar  lenyap di sengat matahari meninggalkan aroma tanah yang menggoda sukma

              Sadarku...... Siapa aku dimatamu?
         Pernah kah aku dihatimu
     Apakah namaku pernah dalam listmu Ataukah wajahku pernah mampir dimimpimu

Ah.........mungkin
Aku Tak lebih.. aku hanya tamu!
Yang mencoba mengetuk pintu
Aku datang hanya menitipkan salam
Berharap sambut walau sebentar

Aku ini pecintamu..
Pria bernoda yang melafalkan doa dalam harap.
Mencintaimu tanpa dianggap
Memeluk bayangmu saat dingin menyergap
Mencumbui keningmu dalam kalbu yang kelut
Yang berharap seberkas cinta yang merekah
Menyirami hati yang tandus dan gersang
 
Asa ku.......
Biarku puji hatimu dalam sulitnya lelap
Biarku kagumi wajahmu dalam diam
Kunyanyikan syair  rindu tak bernada dan irama
Ku lantunkan puisi kalbu mengantar tidurmu
Karena dibawah mentari, para pencaci
              ramai merangkai benci.

           Aku hanya ingin mencinta
          Meski hanya lewat tinta
          Dan tulisan tanpa aksara  yang
          tergores pena
    Mereka bilang rasa adalah bunga hati
              Yang tumbuh kemata
                 Sementara rasaku
          Tumbuh bersama semesta  yang
         tak   bertepi ,
      Mendamaikan fajar dan senja yang enggan bertemu sapa

zedge.net
zedge.net

Aku pecintamu..... yang kesepian
Berharap fajar kembali menyapa
Biar hasratku tak terlahap  gelap malam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun