MEREKA TAK TERIMA KEYAKINAN YANG DIBERI ORANG TUAKU
Oleh Denny JA
Semarang, 2016.
Anwar berdiri di depan gerbang sekolahnya,
sekolah yang dulu ia sebut rumah kedua.
Kini, ia merasa menjadi tamu tak diundang,
tertolak oleh sesuatu yang tak ia pahami. (1)
-000-
Keyakinan kami bukanlah kata dalam daftar resmi,
bukan deretan huruf di kolom KTP.
Hayu Ningrat, warisan leluhur yang menenun jiwa kami,
dipandang seperti bayang-bayang,
tak layak diterima terang.
Saat masih kanak, orang tuaku memberi keputusan:
"Daftarkan sebagai penganut agama tertentu agar ia aman di negeri ini."
Namun kini, pilihan itu berubah duri.
Kata guru: "Kamu beragama ini di atas kertas,
maka doa seperti itu adalah keharusanmu."
Aku menolak, dengan hati yang gemetar,
sebab keyakinanku bukanlah permainan peran.
-000-