Kemudian tersedianya bangunan-bangunan penunjang lainnya seperti parit, gorong-gorong, atau tembok penahan juga turut mempengaruhi ketahanan jalan raya. Semua tergantung pada perencanaan awal. Bagaimana mendesain konstruksi jalan raya dengan mempertimbangkan medan yang dilalui serta sumber daya yang dimiliki.
Dinamika sederhana yang diurai diatas sebenarnya bukan cerita baru yang harus diulas-ulas kembali. Masyarakat pun sudah tahu dan mengerti cerita lama itu. Yang terpenting adalah menciptakan upaya untuk mereduksi dan mengelola dinamika yang ada menjadi sebuah kekuatan pembangunan yang baik dan menyenangkan. Kolaborasi dan sinergitas para stakeholder sangat diperlukan untuk menghadirkan pembangunan jalan raya yang baik.
Demikian halnya masyarakat sebagai pengguna jalan sekaligus komunikan atas terselenggaranya program-program pemerintah, perlu diberi ruang untuk bisa bersuara. Menyuarakan kegelisahan atas rusaknya jalan-jalan. Karenanya diperlukan sarana untuk berkomunikasi kepada penyelenggara jalan. Diharapkan tidak ada lagi koar-koar sekaligus debat kusir yang tak berkesudahan terkait jalan rusak disuatu daerah. Sarana untuk berdialog pun menjadi sarana problem solving bagi penyelenggara jalan.
Perencanaan yang berkualitas jangan diabaikan. Pembangunan jalan diharapkan bukan sekedar merealisasikan aspirasi masyarakat, akan tetapi kehadiran jalan yang berkualitas dan tahan lama jauh lebih baik.
Walter Christaller seorang ahli geografi dari Jerman yang terkenal dengan Central Place Theory nya. Christaller pernah mengamati penyebaran pemukiman, desa dan kota-kota dengan ukuran luas yang variatif. Dari pengamatannya tersebut pada Tahun 1933 ia mengemukakan bahwa jika persebaran penduduk dan daya belinya sama baiknya dengan bentang alam, sumber dayanya, dan fasilitas tranportasinya, semuanya sama/seragam, lalu pusat-pusat pemukiman menyediakan layanan yang sama, menunjukkan fungsi yang serupa, dan melayani area yang sama besar, maka hal tersebut akan membentuk kesamaan jarak antara satu pusat pemukiman dengan pusat pemukiman lainnya. Artinya, perkembangan sebuah wilayah atau daerah sangat dipengaruhi oleh kota-kota sentral yang berdekatan. Perkembangan tersebut turut dipengaruhi kualitas transportasi sebagai penghubung daerah.
Pada akhirnya kita semua akan sepakat bahwa ketersediaan jalan raya menjadi titik awal perkembangan peradaban di suatu daerah. Lajunya yang cepat atau lambat tidak menjadi soal namun rasa dari pembangunan tersebut harus mampu dinikmati setiap insan manusia yang ada di bumi pertiwi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H