Oh ya kedai Kopi Thiam 89 tidak saja menyajikan makanan maupun minuman juice. Tetapi juga ada kopi asli arabica dan robusta (asli Sidikalang) yang bisa dinikmati. Bagi kompasianer penikmat kopi tentunya pernah mendengar kopi Sidikalang yang memang terkenal enak dan wangi saat dihirup. Lebih istimewa lagi untuk menikmati kehangatan kopi ci Elis memakai gula aren asli dan untuk Anda yang penasaran mencobanya si cici ramah ini menjual juga kok harganya berkisar Rp 70.000 - 80.000 dengan berat 1,3- 1,5 kg. Yang asli itu pastinya enak ya!
Ada yang seru nih kompasianer di cerita jalan-jalan kami kali ini. Karena bakpao dan juice yang disajikan ci Elis adalah makanan untuk pembuka saja. Jadi masih ada dong makanan utamanya. So pasti tentunya. Jadi kami semua yang hadir pada saat makan siang nanti akan dibuatkan menu andalan dari mama ci Elis Mama Na Lun Nio apa itu? penasaran ya....baca tuntas ya ceritaku disini ya.
So,ci Elis mengajak kami untuk melihat kebon buah yang ada di belakang kedai Kopi Thiam 89. Aku terkagum-kagum! dengan buah markisa yang berjuntai di atas pohon. Begitupun dengan buah delima dan jeruk  yang tumbuh subur.
"Saat pandemi lalu kami bertani hidroponik lumayan untuk tambah penghasilan. Dan sekarang dilanjutkan dengan berkebun buah-buahan. Jadi kopi Thiam juga menjual bibit pohon buah yang bisa di tanam di halaman", jelas ci Elis. Andai saja di rumah tempat tinggalku masih tersisa lahan tanah, pasti aku beli bibitnya.Â
                                                                Aku & ci Elis
Setelah puas mengitari kebun ci Elis kami langsung menuju ke Vihara Buddha Dharma & 8 Posat yang berada tepat di depan kedai Kopi Thiam 89. Ini kali pertama aku mengunjungi vihara. Suasana sahdu terasa, apalagi pengunjung yang datang kesana begitu khusuk berdoa di depan meja sembayang sambil mengangkat hio. Beberapa diantara mereka mendoakan juga leluhur yang telah berpulang. Berbagai jenis buahan disajikan di depan meja abu sebagai sarana untuk berdoa.
Sekitar satu jam-an kami mengitari vihara yang juga dikenal dengan sebutan Buddha Tidur lanjut kembali ke kedai kopi Thiam untuk makan siang. Nah ini dia yang tadi aku ceritakan di muka, makan siang kami istimewa karena yang memasaknya langsung Mama Na Lun Nio, mama dari ci Elis. Hari itu kami dibuatin Nasi Goreng Bumbu Kunyit.
"Aslinya ini terbuat dari rempah-rempah yang bermanfaat sebagai obat juga. Zaman dulu biasanya di komsumsi ibu yang selesai melahirkan. Didalamnya ada daun mengkudu, lempuyang dan bumbu lainnya. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman, kami olah lagi agar masuk ke semua lapisan generasi tanpa menghilangi rasa aslinya", ungkap ci Elis saat kami menikmati.