Mohon tunggu...
denny irawan
denny irawan Mohon Tunggu... -

Software Engineer | All things Learner

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Memecah Kemacetan Jakarta

29 November 2013   11:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:32 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Saya bekerja di bilangan Slipi Jakarta Barat tepatnya di jalan S.Parman dan tinggal di meruya.
Yang saya rasakan sih akhir-akhir ini kemacetan semakin parah saja, saya sudah coba berangkat
kerja pake motor/mobil dan kendaraan umum..tapi selisih waktunya hampir sama kira-kira 1-1,5 jam.
Sampe klo pas naek mobil itu saya nggak lewat tol lagi karena begitu lewat di jembatan kembangan
arah puri indah yg diatas tol itu jalan tol sudah ngga bisa diharapkan lagi untuk jalan..alias
sudah parkir gratis. Volume kendaraan dari roda dua hingga roda empat udah over capacity di Jakarta
ini..kebijakan sterilisasi jalur busway pun malah menambah kemacetan..meski menambah kelancaran
dari sisi penggunaan busway. Tapi yang namanya macet itu gak bisa pola gali lobang tutup lobang
seperti itu..lancar di busway tapi jalur umum tambah gila macetnya..jadi semacam fenomena di Jakarta
ini bisa saya bilang sudah 'Darurat Macet'. kalo sudah namanya darurat ya harus diambil tindakan
tegas dan punya efek signifikan, mau nggak mau harus dijalankan.
Saya coba telusuri apa sih biang macet jakarta, kata orang bilang sih pertumbuhan jumlah kendaraan
tidak sesuai dengan jumlah jalanannya,...oke..tapi klo solusinya dengan jalan dibangun terus apa bisa?
urusan pembebasan lahan dan pembangunan untuk membuat jalan baru bisa bertahun-tahun. Kebanyakan
jalan yang nantinya seliweran dimana-mana akan bikin semrawut juga.
Ada juga yang bilang..hmm karena banyak orang yang suka bawa kendaraan pribadi..karena mereka tidak
mau pake angkutan umum..yaa susah juga ya karena angkutan umum massal yang diharapkan seperti Busway
dimana rencana rencana awalnya dulu untuk mindahin pengendara mobilpun ngga bisa menarik minat
pengendara mobil untuk pindah. Mungkin Ali Sadikin dengan segala 'otoritas'nya pun ngga bakal sanggup
untuk menangani macet jakarta seperti sekarang ini.
Trus apa donk solusinya..saya sihh coba urutin biang dari kemacetan ini dengan beberapa 2 parameter yaitu,tujuan arah kendaraan dan jumlah kendaraan..setelah saya amatin kemacetan jakarta itu adalah pusat
perkantoran seperti di Sudirman, Thamrin, Kuningan, Gatot Subroto, MT Haryono..semua orang dari segala
penjuru seperti jakarta pusat, jakarta timur, jakarta barat, jakarta utara, jakarta selatan ditambah
dengan yang dari arah bogor, bekasi, depok, pamulang, ciputat, tangerang, bintaro,cibubur dll dalam
waktu dan tujuan yang sama mengarah ke area perkantoran tersebut. Bisa dibayangkan bagaimana rebutan
jalur jalan.Dikarenakan area perkantoran ini adalah sebagai magnet dari semua mobilitas penduduk jakarta
dan luar jakarta..semua tersedot kesitu..hingga dipusarannya dibangunlah Mall-mall sebagai penikmat
pusaran ekonomi di area tersebut.
Jadi kemacetan ini kudu dipecahkan yaa..pecahkan pusat konsentrasi kemacetannya..ambil tindakan
dengan memindahkan area perkantoran ini ke luar area jakarta..semisal di wilayah lain seperti karawang atau
cikarang (sebagai contoh saja)..harapannya adalah arah dan tujuan kendaraan yang biasanya memenuhi
wilayah jakarta bisa terbuang ke wilayah-wilayah lain. Memang konsekuensinya sangat mahal yaitu
ganti rugi pembangunan gedung-gedung perkantoran yang ada..dan resistensi dari para stakeholder usaha
yang akan merasa kejauhan untuk menjalankan roda bisnisnya..akan tetapi kemacetan ini tidak bisa disikapi
secara egois..efek kemacetan ini gak cuma berdampak pada bisnis saja tapi bagi keselamatan nyawa seseorang
ketika sedang masa kritis dibawa ambulan tapi mobil ambulan terjebak macet..dan masih banyak lagi efek
negatifnya. Hal positif yang bisa dipetik dari relokasi area perkantoran adalah pemerataan pertumbuhan
ekonomi yang tidak hanya berkutat di jakarta saja..wilayah yang akan ditempati sebagai area perkantoran
yang baru nantinya dimana semula kurang produktif akan merasakan percikan-percikan ekonominya.
Tingkat konsumsi BBM akan semakin berkurang karena tingkat kemacetan bisa dikurangi..tingkat kepadatan
penduduk di jakartapun akan berkurang seiring mobilitas warganya yang ikut pindah karena kantornya
pindah ke tempat lain. Intinya beban Jakarta kudu dikurangi..semua memang menguras energi dan emosi dan
tentunya biaya yang besar.,tapi dampaknya akan terasa dalam jangka waktu yang lama.
Itu aja sihh..pasti pendapat ini masih banyak kekurangannya yaa..namanya juga curhat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun