Mohon tunggu...
Denni Meilizon
Denni Meilizon Mohon Tunggu... lainnya -

Engkau mengenalku sebagai Pengelana, namun aku mengenalmu sebagai penanda Kita adalah pemetik putik, dan Dia adalah penyiram hujan menyerbukkan hati kita.. https://www.facebook.com/dennimeilizon https://twitter.com/DenniMeilizon https://dennimlz.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu Taji Ayam Bekisar Merah

10 Maret 2015   08:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:54 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Juru masak kami menyadap bara arang
Menanam resep terbaru dirajah bahu ibu
Juru masak kami mengukus pucuk rebung
Menyeduh tiris gerimis embun tubuh ibu

Juru masak kami melemparkan bawang rajang
Menggangsa pisau sebalik kain ibu

Tapi, walaupun Juru masak kami merpati putih
dan ibu taji ayam bekisar merah
Ibu memiliki rahasia sayur asam daun paku
membelit kaki-kaki kami merancukan apa saja
yang memperdaya kami selain ingat rumah
dan meja makan

Ibu menyangrai semua perabot rumah
Menadahkan getah ke kumis ayah
Melatari kebun belakang rumah dengan hujjah
sabda, pandan, serai, kemangi semua rahasia
Yang tidak dimengerti Juru masak kami.

Ibu bunga rampai peraduan dan meja makan kami.

Padang, 2014

Dimuat suratkabar Padang Ekspres, Minggu 8 Februari 2015



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun