Mohon tunggu...
Denni Candra
Denni Candra Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi HR dan Penulis

Penulis yang fakir ilmu sehingga senantiasa menjadi pembelajar seumur hidup. Mau kenal lebih dekat, silahkan klik www.dennicandra.com atau IG: @dennicandra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aplikasi Rumus Einstein dalam Menulis

30 September 2016   09:57 Diperbarui: 30 September 2016   10:22 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi : http://earthsky.org

Kita semua pasti kenal dengan salah satu rumus yang diciptakan oleh Albert Einstein yaitu persamaan E = MC², terlepas dari apa pun latar belakang pendidikan serta dasar keilmuan yang Anda tekuni. Karena rumus tersebut merupakan salah satu menu wajib yang diajarkan ketika sekolah dulu terlebih untuk mata pelajaran fisika. Tetapi tenang saja karena saya tidak akan membahas rumus yang bisa membuat kening sebagian orang berkerut dan bikin badan panas dingin.

Namun jangan salah terlalu antipati juga, karena rumus tersebut bisa diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk salah satunya dalam belajar menulis. Dalam salah satu diskusi di grup “WhatsApp”, ada seorang teman yang mengaplikasikan rumus tersebut dalam dunia usaha. Terinspirasi dari hasil diskusi tersebut, maka saya coba untuk mengaplikasikannya dalam belajar menulis tentu saja dengan isi dan penyesuaian seperlunya. 

Sehingga jadilah formula tersebut, E = MC² dimana E adalah Penulis, M adalah Mindset, C yang pertama untuk Courage dan C kedua adalah Creativity. Maka berdasarkan rumus tersebut, menurut saya pribadi seorang penulis terlahir dan dibentuk oleh Mindset, Courage dan Creativity.

Hal utama yang sangat krusial dan penting sekali adalah Mindset (pola pikir). Bagaimana pun saya percaya bahwa menjadi penulis itu bukan murni bakat bawaan tetapi lebih kepada mindset. Sehingga sukses atau tidak seorang dalam menulis, sepenuhnya tergantung bagaimana cara orang tersebut mengelola mindset (pola pikir) yang dimilikinya. Kalau Anda berpikir bahwa Anda bisa menulis maka hal itu akan menjadi kenyataan, begitu juga kalau Anda berpikir sebaliknya.

Sekali lagi saya tegaskan bahwa menulis itu bukanlah murni bakat. Siapa pun Anda baik itu pengusaha, karyawan, dokter, dosen, atau bahkan petugas kebersihan sekalipun, Anda memiliki peluang yang sama untuk menjadi penulis. Dan itu sudah saya buktikan sendiri.

Dulu tidak pernah terbersit dalam pikiran saya untuk menekuni dunia tulis menulis, apalagi sampai menulis artikel untuk surat kabar dan menerbitkan buku. Karena saya awalnya berpikir tidak memiliki bakat untuk menjadi penulis. Tetapi seiring berjalannya waktu dan bergabung dengan berbagai komunitas yang positif, akhirnya saya menceburkan diri ke dunia menulis. Perlahan saya mulai mengubah pola pikir yang terbentuk selama ini dan berusaha memantaskan diri sebagai seorang penulis. Seiring dengan usaha tersebut akhirnya berbagai pintu kesempatan mulai terbuka satu persatu.

Jadi kalau Anda berniat untuk menjadi penulis, maka benahi dulu pola pikir dan mindset Anda. Karena pola pikir tersebut memegang peranan sangat krusial untuk menjaga motivasi serta semangat dalam menulis. Jujur saja, dalam perjalanan menjadi seorang penulis itu tidaklah mudah serta penuh dengan dengan beragam tantangan. Ibarat sebuah kapal yang berlayar, pasti nantinya akan menemui gelombang serta badai dan ketika bertemu situasi tersebutlah dibutuhkan ketenangan seorang nakhoda dalam mengendalikan kapal. Nakhoda tersebut adalah ibarat penulis yang sedang berjuang merintis jalannya yang penuh dengan hambatan dan tantangan.

Poin kedua adalah courage (keberanian). Ada dua macam keberanian yang harus dimiliki oleh seorang penulis, yaitu keberanian untuk memulai dan keberanian menjaga komitmen. Betapa pun bagusnya ide serta gagasan tulisan yang Anda miliki entah itu untuk artikel atau buku, tetapi kalau Anda tidak berani untuk menuliskannya maka hal tersebut tidak akan ada gunanya.

Untuk menjadi seorang penulis, maka yang pertama Anda harus berani menulis. Buang segala macam alasan dan pembenaran yang bisa menjadi penghalang Anda untuk menulis. Alasan adalah sesuatu yang sering dikatakan oleh orang-orang yang tidak mau atau tidak mampu dalam mengerjakan sesuatu. Selalu ada alasan dan pembenaran kalau Anda tidak mau mengerjakan sesuatu. Tetapi kalau mau disiasati dan dikelola dengan baik, maka semua alasan tersebut bisa diminimalkan atau bahkan dihilangkan.

Selanjutnya adalah berani menjaga komitmen. Tentukan apa motivasi terbesar Anda dalam menulis dan jadikan hal tersebut sebagai komitmen awal Anda. Kalau Anda sudah berani berkomitmen maka sebesar apa pun rintangan yang menghadang, Anda akan bisa melewatinya. Tanpa adanya komitmen yang kuat maka bisa jadi Anda akan menyerah di tengah perjalanan serta tidak akan bertahan lama dalam dunia yang Anda geluti.

Setelah mindset dan courage, poin terakhir adalah creativity. Penulis harus senantiasa jeli dalam melihat lingkungan sekitarnya. Kreativitas ini penting nantinya ketika Anda memerlukan ide dan mencari bahan untuk tulisan. Anda harus pintar dalam mencari celah serta sudut pandang yang baru dalam melihat sebuah kejadian. Kalau menulis hanya sekedar menulis semua orang bisa melakukannya. Tetapi menulis sebuah topik bahasan yang sama namun dengan sudut pandang yang berbeda serta penyajian yang menarik pembaca, maka itulah yang akan menjadi ciri khas Anda nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun