Mohon tunggu...
Denni Candra
Denni Candra Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi HR dan Penulis

Penulis yang fakir ilmu sehingga senantiasa menjadi pembelajar seumur hidup. Mau kenal lebih dekat, silahkan klik www.dennicandra.com atau IG: @dennicandra

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menularkan Kebahagiaan

25 September 2012   06:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:45 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi asyik-asyik berselancar di dunia maya, tiba-tiba ada email masuk dari sebuah milist yang saya ikuti. Setelah membaca email tersebut saya menyadari bahwa kebahagian itu bisa ditularkan, tidak perlu melakukan sesuatu yang besar untuk menularkan dan membuat orang lain bahagia. Tetapi cukup dengan hal-hal yang kecil tapi bernilai positif untuk orang lain. Untuk itu saya tertarik membagikan cerita tersebut kepada semua orang, mudah-mudahan bisa menginspirasi dan menularkan kebahagiaan untuk lebih banyak orang lagi.
Pagi itu seorang pemuda bersiap untuk berangkat kerja, dia memanggil taksi dan naik.
...
"Selamat pagi Pak" katanya menyapa sang sopir taksi terlebih dulu.
"Pagi yang cerah bukan?" sambungnya sambil tersenyum, lalu bersenandung kecil.
...
Sang sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya, dengan senang hati, ia melajukan taksinya.
Sesampainya di tempat tujuan, pemuda itu membayar dengan selembar uang 20-ribuan, untuk argo yang hampir 15 ribu rupiah.
"Kembaliannya buat bapak saja. Selamat bekerja, pak" kata pemuda dengan senyum.
"Terima kasih..." jawab pak sopir taksi dengan penuh syukur.
...
"Wah..., aku bisa sarapan dulu nih..." pikir sopir taksi itu.
Dan ia pun menuju ke sebuah warung.
"Biasa pak?" tanya si mbok warung.
'Iya biasa. Nasi sayur. Tapi, pagi ini tambahkan sepotong ayam..." jawab pak sopir dengan tersenyum.
Dan, ketika membayar nasi, ditambahkannya seribu rupiah.
"Buat jajan anaknya si mbok" begitu katanya.
...
Dengan tambahan uang jajan seribu rupiah, pagi itu anak si mbok berangkat ke sekolah dengan senyum lebih lebar.
Ia bisa membeli 2 buah roti pagi ini. Dan diberikannya pada temannya yang tidak punya bekal.
...
Begitulah...
Cerita bisa terus berlanjut...
Bergulir...
Seperti bola salju...

Pak sopir bisa lebih bahagia hari itu.
Begitu juga keluarga si mbok.
Teman si anak. Keluarga mereka. Semua bisa tertular kebahagiaan.

Kebahagiaan, seperti juga kesusahan, bisa "menular" kepada siapa saja di sekitar kita.
Kebahagiaan adalah sebuah pilihan.
Siapkah kita menularkan kebahagiaan mulai hari ini?
(@CandraDenni)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun