Mohon tunggu...
DENNI RAMADHANSYAH
DENNI RAMADHANSYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa fakultas tarbiyah dan keguruan pendidikan geografi UIN SUSKA RIAU

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potensi Candi Muara Takus Sebagai Objek Wisata Sejarah di Kabupaten Kampar dan Kaitannya dengan Geografi Pariwisata

18 Oktober 2024   13:56 Diperbarui: 18 Oktober 2024   14:10 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Candi Muara Takus adalah sebuah situs candi Buddha yang terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Riau, Indonesia. Situs ini berjarak kurang lebih 135 kilometer dari Kota Pekanbaru. Candi Muara Takus adalah situs candi tertua di sumatra, merupakan satu-satunya situs peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau. Candi yang bersifat Buddhis ini merupakan bukti bahwa agama budha pernah berkembang di kawasan ini.

Salah satu destinasi terkenal di Riau adalah Objek Wisata Candi Muara Takus . Candi ini memiliki bentuk yang unik karena stupanya dipenuhi ornamen sebuah roda dan kepala singa. Candi ini juga menjadi satu-satunya yang berdiri di Riau. Meski begitu, objek wisata Candi Muara Takus terkenal di kalangan wisatawan baik dalam maupun luar negeri.

Situs Candi Muara Takus dikelilingi oleh dinding 74 x 74 meter yang terbuat dari batu putih dengan tinggi 80 cm. Di luar area dinding tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer mengelilingi kompleks sampal ke pinggir Sungai Kampar Kanan. Kompleks ini memiliki beberapa candi: Candi sulung atau tua, Candi Bungsu, Mahligai Stupa, dan Palangka. 

Para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan situs candi ini didirikan. Ada yang mengatakan abad ke-4, ada yang mengatakan abad ke-7, abad ke-9 bahkan pada abad ke-11. Namun candi ini dianggap telah ada pada zaman keemasan Sriwijaya, sehingga beberapa sejarawan menganggap kawasan ini merupakan salah satu pusat pemerintahan dari kerajaan Sriwijaya. 

Geografi pariwisata merupakan bagian ilmu geografi yang salah satu pembahasannya mengenai pergerakan wisatawan. Ilmu geografi mengkaji dampak positif dan negatif pariwisata terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya, serta analisis pola dan struktur ruang hingga tata kelolanya. Akses menuju Danau Kelimutu cukup mudah, meskipun memerlukan perjalanan yang cukup panjang dari kota terdekat. 

Batu pasir, batu sungai, dan batu bata adalah bahan yang digunakan untuk membuat candi ini. Tidak seperti candi di Jawa, yang dibuat dari batu andesit yang ditemukan di gunung. Desa Pongkai, yang terletak sekitar 6 km di sebelah hilir lokasi Candi Muara Takus, adalah sumber tanah liat yang digunakan untuk membuat Candi Muara Takus. Ada kemungkinan bahwa nama Pongkai berasal dari bahasa Tionghoa, di mana "Pong" berati "lubang" dan "Kai" berarti "tanah". Oleh karena itu, nama ini mungkin berarti lubang tanah yang ditemukan saat membangun Candi Muara Takus. Genangan waduk PLTA Koto Panjang telah tenggelam lubang galian itu. 

Namun, kata "Pongkai" dalam Bahasa Siam mirip dengan "Pangkali", yang berarti "sungai," dan lokasi candi ini sebenarnya berada di tepian sungai.Bangunan utama di kompleks ini adalah sebuah stupa yang besar, berbentuk menara yang sebagian besar terbuat dari batu bata dan sebagian kecil batu pasir kuning. Di dalam situs Candi Muara Takus ini terdapat bangunan candi yang disebut dengan Candi Tua, Candi Bungsu, Stupa Mahligai serta Palangka. Selain bangunan tersebut di dalam komplek candi ini ditemukan pula gundukan yang diperkirakan sebagai tempat pembakaran Tulang manusia. Sementara di luar situs ini terdapat pula bangunan-bangunan (bekas) yang terbuat dari batu bata, yang belum dapat dipastikan jenis bangunannya.

Tiket ke Candi Muara Takus seharga Rp 15.000. Harga tiket ini berlaku selama hari kerja dan hari libur. Untuk menikmati perjalanan sejarah dan memberikan pelajaran kepada buah hati, harga tiket tentunya terjangkau. Tiket ini juga berlaku untuk semua usia, anak-anak dan dewasa. Wisata ini buka dari pukul 08.00 WIB hingga 18.00 WIB. Di samping itu, meskipun hari libur nasional, wisata tersebut tetap buka setiap hari dari Senin hingga Minggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun