Mohon tunggu...
Denni Kurniawan
Denni Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Berbagi tentang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

16 Februari 2024   16:49 Diperbarui: 16 Februari 2024   16:55 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya. 

Guru sebagai pendidik perlu memiliki ketrampilan coaching dalam membantu mengambil keputusan. Teknik coaching yang diberikan pendamping atau fasilitator sangat efektif dalam membentuk pemahaman guru dalam pengujian pengambilan keputusan. Teknik Coaching yang setara dan tidak menggurui akan membantu coach mengidentifikasi permasalahan dan memberikan solusi yang tepat. Coaching juga dapat meningkatkan kompetensi dan kreativitas peserta didik serta membantu guru mengatasi permasalahan siswa. Pendekatan coaching model TIRTA selaras dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang bertanggung jawab dan berpihak pada anak. Keterampilan coaching membantu guru memprediksi hasil dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan terbaik.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya sangat penitng dalam pengambilan keputusan terutama dalam situasi dilema etika. Guru yang sadar diri, sadar sosial, mampu mengelola diri, dan memiliki ketrampilan berhubungan sosial yang baik sehingga mampu membuat keputusan yang rasional, bertanggungjawab, adil, dan tepat. 

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masala moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus masalah moral atau etika melatih empati dan simpati pendidik untuk mengidentifikasi dilema etika ataukah bujukan moral. Hal ini dapat mengakomodir dalam pengambilan keputusan yang sesuai kebutuhan murid, menciptakan keselamatan dan kebahagiaan semua orang berdasarkan nilai kebajikan dan kebenaran

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat tentu berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Sebagai upaya pengambilan keputusan yang tepat, yang berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dapat dilakukan dengan beberapa tahap berikut, yaitu:

  • Mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang sesuai dari suatu kasus
  • Memilih dan memahami 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam dilema pengambilan keputusan.
  • Menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema etika
  • Bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

  • Mengambil keputusan berdasarkan masalah pribadi sebagai pendidik
  • Jika berhadapan dengan kelompok besar seperti komunitas atau masyarakat
  • Kekhawatiran jika keputusan yang kita ambil berdampak kurang baik terhadap pihak lain

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Guru dalam proses pembelajaran haruslah menjadi penuntun bagi murid. Guru memberikan ruang bagi murid untuk merdeka berpendapat dan mengekspresikan ilmu baru. Hal ini membantu murid belajar mengambil keputusan sesuai pilihannya tanpa paksaan. Guru tidak mendikte murid, tetapi membantu mereka menemukan jalan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun