Sebelum menguraikan materi tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin pembelajaran, ada baiknya kita renungkan kalimat bijak berikut iniÂ
Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik (Bob Talbert)Â
Menurut UU No. 20 Tahun 2003:
- Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.
- Tujuannya agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya:
- Memiliki kekuatan spiritual keagamaan.
- Pengendalian diri.
- Kepribadian.
- Kecerdasan.
- Akhlak mulia.
- Keterampilan yang diperlukan dirinya, Masyarakat, bangsa, dan negara.
Menurut Ki Hajar Dewantara:
- Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak.
- Tujuannya agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Peran Pendidik:
- Memberikan kontribusi bagi peserta didik.
- Setiap pengambilan keputusan harus berpihak kepada murid yang berlandaskan nilai-nilai kebajikan.
- Menanamkan karakter dengan menjunjung nilai-nilai kebajikan universal dan memperhatikan kebutuhan setiap peserta didik.
Kesimpulan:
- Pendidikan adalah proses yang penting untuk mengembangkan potensi diri dan mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
- Pendidik memiliki peran penting dalam membimbing dan mengarahkan peserta didik.
- Nilai-nilai kebajikan dan kebutuhan setiap peserta didik harus menjadi landasan dalam setiap pengambilan keputusan.
"Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia berperilaku etis" (George Wihelm Freidrich Hegel)
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara terhadap Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Ki Hajar Dewantara dalam pratap Triloka menekankan seoarang pemimpin yang dapat menempatkan diri dalam berbagai situasi. Pemimpin harus bisa memberi contoh, menumbuhkan semangat/motivasi, serta memberi dorongan kepada orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Dalam konteks pendidikan, pemimpin pembelajaran harus menuntun kodrat anak dan membentuk generasi cerdas. Landasan utama dalam mencapai tujuan ini adalah dengan mengambil keputusan yang berpihak pada murid, mentransfer nlai-nilai kebajikan, serta menunjukkan keteladanan dalam setiap tindakan.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita berpengaruh pada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memiliki nilai-nilai seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Nilai-nilai ini penting untuk menuntun anak dalam membentuk generasi yang berkarakter. Dalam situasi dilema etika, guru harus mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan seperti cinta, kasih sayang, kebenaran, keadilan, dan tanggung jawab. Pengambilan keputusan yang tepat, dengan mempertimbangkan nilai-nilai tersebut akan meminimalisir resiko dan mengutamakan kepentingan murid.