Latar Belakang
Sekolah sebagai tempat untuk pembentukan karakter. Makna pendidikan menurut Ki hajar Dewantara adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Selain itu, belum menyeluruhnya pemahaman warga sekolah terutama guru tentang penerapan konsep-konsep inti budaya positif di sekolah seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol guru, pembuatan keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi. Â untuk mewujudkan budaya positif di sekolah, maka langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan keyakinan kelasÂ
Tujuan
- Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang budaya positif di sekolah
- Terbentuknya motivasi intrinsik pada murid dengan pembuatan keyakinan kelas
Lini Masa Tindakan
- Koordinasi dengan Kepala SekolahÂ
- Koordinasi dengan guru yang didampingi oleh Kepala Sekolah untuk diseminasiÂ
- Menyusun Keyakinan kelas
- Mendesain keyakinan kelasÂ
Aksi Nyata
Pada hari Sabtu tanggal 21 Oktober 2023, saya melaksanakan kegiatan membuat keyakinan kelas bersama siswa saya di kelas 6. Kegiatan diawali dengan seluruh siswa menuliskan peraturan kelas yang akan disepakati bersama. Hasil tulisan peraturan kelas tersebut, sayaubah menjadi kalimat positif yang selanjutnya kami jadikan sebuah keyakinan kelas. Hasil keyakinan kelas yang sudah disepakati bersama dengan seluruh siswa antara lain Kebersihan, Disiplin, Menghargai orang lain, Menghormati orang lain, dan ketertiban saya menyingkat keyakinan kelasnya menjadi (SERPIHAN HATI).
Selain itu, saya juga melakukan diseminasi dengan reakan sejawat dan didampingi oleh Kepala Sekolah. Diseminasi ini membahas tentang Disiplin positif, teori motivasi-hukuman dan penghargaan, keyakinan kelas, 5 posisi kontrol, dan segitiga restitusi. Selain kegiatan diseminasi, pada kegiatan tersebut juga ada sesi tanya jawab dan berbagi pengalaman dengan rekan-rekan sejawat tentnag 5 posisi kontrol, hukuman dan penghargaan
Pembelajaran yang didapat
Modul 1.4 memberikan wawasan yang berharga dalam pemahaman kondisi dan kebutuhan murid. Dari materi ini, kita dapat merinci penyebab dan asal-usul masalah yang dihadapi siswa dengan dasar pada kebutuhan mereka. Ini membantu guru untuk memahami peran dan tanggung jawab mereka secara lebih efektif. Konsep posisi kontrol, yang diajarkan dalam modul ini, memungkinkan guru untuk merenungkan pendekatan yang lebih efisien dalam membantu siswa mengatasi masalah mereka melalui segitiga restitusi. Selain itu, pemahaman tentang dampak hukuman, konsekuensi, dan restitusi terhadap perilaku siswa membantu guru dalam mengembangkan strategi untuk membentuk kebiasaan dan perilaku yang positif. Dengan demikian, modul ini memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana guru dapat lebih baik memahami dan membantu siswa dalam menghadapi tantangan pendidikan mereka.
Tolok Ukur
- Terbentuknya keyakinan kelas melalui kegiatan kesepakatan kelas yang dilakukan guru dan murid
- Murid dan guru konsisten dalam menjalankan keyakinan kelas yang sudah disepakati
- Terciptanya disiplin positif
- Terlaksananya segitiga restitusi dalam penyelesaian masalah murid
Rencana Perbaikan
- Mengevaluasi kesepakatan kelas yang telah dibuat secara berkala
- Menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada siswa dengan menerapkan segitiga restitusi
- Berkolaborasi dengan semua pihak agar terwujud BudayaPositif
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H