Mohon tunggu...
Dwi EndahWulandari
Dwi EndahWulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Bioteknologi Universitas Negeri Malang

Learning by doing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa Universitas Negeri Malang Ciptakan Tisu dari Limbah Pelepah Pisang dan Alga

23 April 2024   20:56 Diperbarui: 23 April 2024   21:02 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) menciptakan inovasi produk tisu dengan memanfaatkan limbah organik pelepah pisang dan alga hijau. Di tangan mahasiswa UM limbah organik pelepah pisang dan alga hijau disulap menjadi sebuah barang yang dibutuhkan oleh masyarakat yaitu tisu.

Para mahasiswa UM yang melakukan penelitian dan menciptakan inovasi tisu dari limbah pelepah pisang dan alga hijau terdiri dari Dwi Endah Wulandari, Devinda Anggita Putri Sejati, Adi Cahyono, Nisha Alia Ramadhani dan Andina Setia Wijaya dibawah bimbingan dosen Indra Kurniawan Saputra, S.Si., M.Si.

Latar belakang ide tersebut muncul karena kekhawatiran mahasiswa terkait isu lingkungan, dimana tisu yang biasanya terbuat dari serat selulosa pohon, mampu menyebabkan deforestasi pada hutan di Indonesia. Didukung oleh data dari Badan Pusat Statistik (2022), dimana industri tisu menjadi salah satu komoditas olahan hutan terbesar yang menggunakan 8,87 juta ton pohon per tahunnya. Disisi lain, industri tisu masih memanfaatkan bahan kimia yang berbahaya seperti asam kuat dan basa kuat dalam pembuatannya sehingga berpotensi merusak lingkungan.

"Urgensi tersebutlah yang mendorong kami untuk menciptakan inovasi produk baru yang tidak sekedar ramah lingkungan, namun aman dan nyaman dipakai oleh Konsumen" kata ketua tim PKM kewirausahaan ini.

Tisu tersebut diciptakan melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diberi nama GREATS (Green Innovation Antibacterial Tissue). Program penelitian dan inovatif itu diprakarsai Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun