Mohon tunggu...
Denis Sagala
Denis Sagala Mohon Tunggu... -

suka kata-kata | cinta makna

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tetes Hujan di Atas Kaleng

29 November 2017   21:42 Diperbarui: 29 November 2017   21:55 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : https://c.pxhere.com/photos/52/3b/rain_drops_ship_old_vessel_transportation_vintage_sailing_antique-777770.jpg!d

Dibelakang rumah, kaleng bersekutu dengan hujan. Mereka rampas keheningan dan menjauhkan jiwa malam dari mahkota keheningan.

Persekutuan itu hadirkan teror sepanjang waktu. Redupkan nyali muda. Kacaukan imaginasi matang. 

Setiap tetes hujan jadi hentakan mengerikan di pintu telinga yang tergagap menahan marah. Tapi ia tak ingin berjuang sendiri. Diam-diam dikekangnya jantung yang ingin pergi jauh. Telinga tak pernah tahu, bagi jantung setiap bunyi ketukan adalah pertaruhan hidup atau matinya detak nadi.

Dibelakang rumah, kaleng cukup menelungkup dan  hujan menumpah sampai pergantian musim. Lewat telinga lelah, kematian jantung hanya masalah waktu.

--DenisSagala--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun