Mohon tunggu...
Deni Zac
Deni Zac Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyukai tantangan baru!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Tri Hita Karana dalam Kehidupan Sehari-hari

22 Desember 2023   04:55 Diperbarui: 22 Desember 2023   05:01 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari kata "Tri" yang berarti tiga, "Hita" yang berarti sejahtera, dan "Karana" yang berarti penyebab. Konsep Tri Hita Karana merupakan konsep yang selalu diterapkan dalam ajaran agama Hindu, khususnya di wilayah Bali. Konsep ini mencakup hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan alam lingkungan alamnya. Istilah ini pertama kali muncul pada tahun 1966 dalam Konferensi Daerah Badan Perjuangan Umat Hindu Bali.

Dalam ajaran Hindu, konsep Tri Hita Karana sangat ditekankan untuk mendorong terciptanya keseimbangan dan keselarasan dalam kehidupan manusia. Melalui konsep ini, manusia diajarkan untuk selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, manusia diharapkan mampu meraih kebahagiaan dan kedamaian dalam hidupnya.

Dalam konsep Tri Hita Karana, hubungan antara manusia dengan Tuhan sangatlah penting. Manusia diajarkan untuk selalu mempersembahkan segala sesuatu yang dilakukannya kepada Tuhan adalah sebagai bentuk rasa syukur serta kecintaannya terhadap Tuhan. Hal ini juga diiringi dengan pengabdian kepada Tuhan melalui pelaksanaan kegiatan dan kajian-kajian keagamaan.

Selain itu, konsep Tri Hita Karana juga menekankan pentingnya hubungan antara sesama manusia. Manusia diajarkan untuk saling menghargai, menghormati dan saling tolong menolong satu sama lain. Melalui hubungan yang harmonis ini, diharapkan tercipta masyarakat yang sejahtera dan damai. Konsep Tri Hita Karana juga memperhatikan hubungan antara manusia dan alam lingkungannya. Manusia diajarkan untuk hidup secara seimbang dengan alam dan menjaga kelestariannya. Hal ini diupayakan sebagai bentuk rasa tanggung jawab manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Memperkenalkan nilai THK (Tri Hita Karana) ke dalam kehidupan sehari-hari melibatkan penerapan konsep Tri Hita Karana yang mengajarkan manusia untuk hidup saling berdampingan dan menciptakan kesejahteraan dalam hidup. Konsep ini terdiri dari tiga hubungan yang saling terkait yaitu, hubungan antara manusia dengan Tuhan (parahyangan), hubungan antara sesama umat manusia (pawongan), dan hubungan antara manusia dengan lingkungan (palemahan). Berikut adalah beberapa contoh penerapan THK dalam kehidupan sehari-hari:

Parahyangan:

  • Melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing merupakan hak asasi manusia yang dijamin oleh negara. Di Indonesia, terdapat berbagai tempat ibadah untuk memenuhi kebutuhan beribadah masing-masing agama, seperti masjid (Islam), gereja (Kristen Protestan dan Katholik), pura (Hindu), vihara (Buddha), dan kelenteng (Konghucu). Beribadah merupakan bentuk rasa syukur dan kecintaan manusia terhadap Tuhannya.
  • Menaati serta menjauhi larangan-Nya. Menaati serta menjauhi larangan-Nya merupakan bagian penting dalam ajaran agama. Hal ini mencakup kewajiban untuk mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangannya yang merupakan bentuk pengabdian dan kesungguhan umat manusia terhadap ajaran agama yang dianutnya.
  • Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan keagamaan. Berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan sangat penting untuk meningkatkan pemahaman tentang agama secara mendalam.

Pawongan:

  • Menjaga tali silaturahmi dan komunikasi yang baik dengan sesama manusia. Menjaga tali silaturahmi dan komunikasi yang baik dengan sesama manusia adalah penting dalam kehidupan sosial. Hal ini merupakan bentuk implementasi dari nilai Tri Hita Karana yang kerap muncul dalam kehidupan sehari-hari.
  • Menghargai hak orang lain dan melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya. Menghargai hak orang lain dan melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya adalah prinsip dasar dalam kehidupan bermasyarakat. Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun. Sedangkan kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
  • Menumbuhkan rasa toleransi terhadap orang yang memiliki kepercayaan yang berbeda. Menumbuhkan sikap toleransi sangatlah diperlukan oleh umat beragama. Jika tidak, maka berpotensi timbulnya perpecahan dan permusuhan.
  • Saling tolong menolong dan peka terhadap sesama. Saling tolong menolong dan kepekaan terhadap sesama merupakan aspek penting dalam membangun hubungan yang harmonis dan membentuk masyarakat yang peduli satu sama lain.

Palemahan:

  • Tidak membuang sampah sembarangan. Dampak dari membuang sampah sembarangan antara lain merusak pemandangan, mendatangkan bau tidak sedap, menyebabkan banjir, dan mencemari lingkungan. Oleh karena itu, penting membiasakan diri untuk tidak membuang sampah sembarangan guna mencegah dampak negatif tersebut.
  • Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan. Gotong royong adalah praktik kerjasama bersama dalam masyarakat untuk melakukan kegiatan seperti membersihkan lingkungan. Melalui gotong royong, masyarakat dapat menjaga kenyamanan tempat tinggal serta merawat lingkungan.
  • Menanam dan merawat tumbuhan. Menanam dan merawat tumbuhan memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan dan lingkungan. Beberapa contoh di antaranya adalah meningkatkan suasana hati, mengurangi dampak pemanasan global dan membersihkan udara. Oleh karena itu, menanam dan merawat tumbuhan sangat penting bagi kita untuk menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar.

Pada kesimpulannya, istilah Tri Hita Karana muncul pada tahun 1966 dalam Konferensi Daerah Badan Perjuangan Umat Hindu Bali. Hal itu dikemukakan dalam Konferensi Daerah yang diselenggarakan oleh Badan Perjuangan Umat Hindu Bali. Dalam kesempatan tersebut, istilah Tri Hita Karana dinilai sebagai sebuah konsep yang sangat penting dalam kebudayaan dan kehidupan masyarakat Hindu di Bali. Konsep ini mengacu pada keseimbangan dan keselarasan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya serta manusia dengan lingkungan alamnya.

Penerapan nilai THK (Tri Hita Karana) memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Konsep ini membimbing manusia untuk hidup sosial sebagai makhluk hidup dan menciptakan kesejahteraan di lingkungan sekitar. THK sendiri terdiri dari tiga hubungan yang saling berkaitan, yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan (parahyangan), hubungan antara sesama manusia (pawongan), dan hubungan antara manusia dengan lingkungan (palemahan).

Pada hubungan dengan Tuhan, Tri Hita Karana mengajarkan manusia agar selalu menjaga keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk ibadah atau kajian-kajian keagamaan. Dengan menjalankan hubungan yang baik dengan Tuhan, manusia akan hidup dalam keberkahan dan menemukan kebahagiaan dalam hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun