Sebagaimana diketahui bersama masyarakat Indonesia yang berpenduduk yang menganut agama Islam menjalankan puasa pada darin hari Jum'at tanggal 24 April 2020.Â
Ibadah puasa diwajibkan  umat Islam untuk menjalankan sebagai rukun Islam yang ke tiga, diwajibkan pada orang muslim yang  sudah  baligh  melaksanakan puasa, jika kalau tidak puasa diwajibkan untuk mengantinya diluar bulan puasa atau dengan  membayar pidyah yang diatur dalam aturan Islam.
Ibadah puasa sebagai dasar ummat islam menjalankanya mengacu dalam Al Quran, sebagaimana firman allah dalam Surat Al-Baqarah Ayat 183: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Hikmah Puasa Ramadhan
Menjalankan ibadah puasa untuk medekatkan diri pada Allah SWT,meningkatkan kualitas keimanan diri, melatih kesabaran. Bulan rahmadhan, bulan yang disebut sebagai bulan untuk pesucian diri bagi umat Islam yang beriman untuk lebih meningkatkan keimananya, dari sisi duniawi  dapat meningkatkan berhubungan sosial sesama umat manusia, ada makna yang bisa diambil dari puasa ramadhan ini dengan bisa menumbuhkan rasa kepedulian sesama manusia, menumbuhkan rasa empati satu sama lainnya.
Bulan ramadhan bagi umat Islam adalah bulan yang begitu bermakna, menjadi kewajiban yang harus dijalankan dalam memahami makna dalam kehidupan, agama menjadi pedoman hidup bagi ummat Islam dalam semua aspek, Puasa ramadhan kali ini berbeda dengan puasa sebelumnya, dimana umat Islam menjalankan puasa dalam kondisi wabah corona,semua negara di dunia ini menghadapi musibah kesehatan, wabah corona. Corona menjadi wabah global berefek pada semua sendi kehidupan.
Semua aktivitas di anjuran dilaksanakan di dalam rumah,beribadah, bekerja. Tempat ibadah masjid untuk sementara tidak diperbolehkan di pakai dulu selama wabah, apa yang dirasakan oleh semua umat manusia didunia, Masjidil Haram di kota Makkah saja tidak digunakan untuk beribadah seperti biasanya, ujian yang sangat berharga bagi kita untuk bisa mengigat sang pencipta, bahwa kita harus menyadarinya bahwa apa yang dilakukan oleh kita di dunia ini harus terus memingaat  sang pencipta dalam setiap kehidupannya.
Beribadah dalam kondisi wabah semestinya memberikan nilai penting bagi kita, bahwa keberadaan kita di dunia ini memerlukan sang pencipta, tidak mengedepankan ego rasio sendiri, kesadaran terhadap diri sendiri itu sangat penting dalam melihat semua fenomena yang terjadi di dunia ini, dalam pendekatan epistimologi  kita harus memaknai semua peristiwa itu dengan mendalam dan mengetahuai apa sebenarnya yang terjadi, bukan hanya sebatas kita mengetahui fakta peristiwa semata tanpa mengetahui lebih mendetil makna dibalik itu tentang persoalan yang menimpa umat manusia.
Sudut pandang dalam melihat fenomena wabah ini pasti berbeda, tergantung pemaknaanya masing- masing, apa sebatas melihat peristiwa wabah ini hanya sebatas persoalan kesehatan yang menimpa warga wuhan dan menjadi besar setelah semua negara terjangkit wabah ini. Atau kita melihat wabah ini dari sudut yang lain yang bisa dimaknai bahwa ini kejadian tidak semata hanya persoalan kesehatan semata yang melanda manusia , hamper semua negara terjangkit dan terimbas baik langsung maupun tidak langsung. selaku penulis menyakini semua peristiwa kita harus melihat secara menyeluruh dari semua aspek tidak hanya satu aspek saja.
Belajar Dari Ujian Wabah
Sebagai umat Islam bisa mengambil pelajaran berharga dari wabah ini,saat ini semua negara lagi berusaha untuk menagulangi dan mengurangi penularan yang lebih meningkat dari wabah corona ini,apa yang harus dilakukan oleh kita selaku umat Islam?Â