Mohon tunggu...
Deni Tri Widyawati
Deni Tri Widyawati Mohon Tunggu... -

I Just wanna make my life be beautiful... I Love Beach so much much much....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Mendengar bagi Manusia Indonesia

11 Juli 2012   03:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:05 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebenarnya sudah terpikir sejak lama untuk selalu bergerak di dalam misi kemanusiaan. Mengalami apa yang orang tidak alami, jadi merasa terdidik dengan sendirinya oleh alam semesta tanpa diri ini sadari.

Selalu merasa ada kenyamanan ketika memandang anak-anak kecil yang bertanya hal-hal kecil yang tidak mereka ketahui, baik anak-anak normal dan tidak normal, kaya atau miskin, berseragam atau tidak berseragam.

Selalu merasa terpanggil ketika anak-anak yang seharusnya bernasib kurang beruntung mendapatkan pendidikan tinggi, tetapi pada kenyataannya mereka tidak mempunya biaya yang cukup.  Disini lah timbul rasa  kemanusiaan kita biasanya akan muncul.

Sesungguhnya tak terbayangkan untuk menjadi seorang pengajar bagi kehidupan orang lain. Diri ini masih belum cukup untuk membagi pengalaman dan ilmu. Tapi justru di usia inilah, ketika bunga sedang mekar, ketika parfum masih semerbak, ketika tarikan pertama dari mesin pembuat kopi, yang mereka butuhkan.

Tak usah disebutkan organisasi apa yang bisa menjadikan orang Indonesia berdiri dengan medali emas di dada karena robot, eksak, dan seni yang di pandang jutaan mata di dunia. Tapi, orientasi diri ini hanya ingin membantu agar mereka yang BELUM bisa memegang medali, setidaknya tahu siapa Presiden pertama Amerika, siapa Ratu dari Kerajaan Inggris, siapa vokalis Coldplay, dan siapa yang menggantikan Michael Jackson saat ini.

Pola pikir yang konvensional merekalah yang harus sedikit diberi celah dengan bumbu kontemporer agar mereka bisa dapat ijin melihat tidak sekedar mengintip dunia. Agar mereka melihat begitu didambanya The Beatles pada masa itu, hampir sama seperti Rhoma Irama dan mereka harus tahu bahwa ada Justin Bieber yang mencemooh Indonesia dibanding Trio Macan dengan Iwak Peyek yang sebentar lagi redup.

Bangunan kokoh bukan hal yang utama, alat tulis dan alat mengajar kelas bukan prioritas, seragam bukan keinginan mereka. Mereka tidak akan peduli panas atau dingin. Kering atau basah. Rapih atau berantakan. Mereka datang untuk mendengarkan bukan mengikuti aturan. Justru dengan mendengarkan mereka belajar. Mereka tahu. Mereka berpikir.

Nasionalisme adalah kewajiban bagi setiap warga negara. Tapi percuma kalau yang mereka tahu hanya mengangkat tangan setinggi alis dan memandang Sang Saka Merah Putih.

Fisik saja tidak cukup kalau pola pikir masih konvensional. Mental yang kuat adalah yang bisa berpikir secara global tanpa harus lupa darimana dia berasal.

Educate people from now

DeniTwidyawati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun