Durian merupakan buang yang memiliki bau menyengat tetapi memiliki banyak peninat dikarenakan rasanya yang manis. Pohon durian dapat hidup di wilayah dataran tinggi yang memiliki suhu dingin seperti di wilayah pekalongan. Selain terkenal dengan batiknya, ternyata Kabupaten Pekalongan juga terkenal dengan duriannya, salah satunya durian dari desa Randusari Kecamatan Doro. Banyaknya durian yang dipanen membuat kulit durian menjadi sampah yang mengotori lingkungan. Padahal kulit durian memiiliki potensi yang diolah dengan benar.
Guna membantu pengurangan sampah kulit durian, pemahaman dan potensi tentang kulit durian sangat diperlukan. Kulit durian memiliki potensi untuk digunakan sebagai pakan ternak sebagai pakan sumber energi karena kandungan karbohidrat, serta serat kasar dan energi yang cukup tinggi. Kandungan nutrisi yang tinggi tersebut membuat kulit durian cocok diberikan pada ternak ruminansia. Kulit durian tidak dapat secara langsung diberikan pada ternak, perlu pengolahan terlebih dahulu untuk memaksimalkan potensinya. Untuk melakukannya dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti rendam kulit durian, menjemur kulit durian hingga kering, potong-potong hingga ukuran kecil lalu dibuat tepung, dan yang paling disarankan adalah melakukan fermentasi kulit durian bersama campuran pakan lainnya.
Melalui fermentasi, kandungan nutrisi pada kulit durian dapat ditingkatkan sekaligus mengurangi zat anti-nutrisi pada kulit durian. Zat anti-nutrisi yang dimaksud salah satunya adalah tannin yang dapat menyebabkan rasa sepat pada pakan dan menyebabkan ternak sukar makan. Jadi dengan melakukan fermentasi, kandungan nutrisi dapat meingkat dan ternak tetap mau memakan kulit durian.
Melihat banyaknya kulit durian yang dibuang diharapkan melalui sosisalisasi ini dapat membantu peternak rakyat untuk memanfaatkan kulit durian yang ada sebagai pakan ternak saat mengalami kesulitan pakan serta mempraktekan dan mengembangkan pengunaan kulit durian lebih jauh lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H