Mohon tunggu...
Deni Sinatra
Deni Sinatra Mohon Tunggu... -

KEBERANIAN HARUS DIDASARKAN PADA PANDANGAN YANG DIYAKINI BENAR TANPA KERAGUAN DAN BERSEDIA MENERIMA RISIKO APA PUN. SEORANG PEMIMPIN TANPA KEBERANIAN BUKAN PEMIMPIN SEJATI. KEBERANIAN DAPAT TIMBUL DARI KOMITMEN VISI DAN BERSANDAR PENUH PADA KEYAKINAN

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu Tahun Ini Kehilangan Ruhnya

26 April 2014   01:26 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:11 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

2014 adalah Tahun politik bagi negeri ini, dimana ada dua pesta demokrasi dalam rangka memilih para calon baik Legislatif dan Presiden. Namun bagi saya suhu atmosfer pemilu tahun ini seperti kehilangan ruh nya.

Masih teringat saat saya masih duduk di bangku sekolah beberapa tahun lalu tepatnya di masa orde baru. Kala itu saya ingat betul ada kampanye dan Pemilu meski tanpa ada kesemarakkan baliho ataupun umbul-umbul partai juga kandidatnya.

Betapa di masa itu masyarakat begitu sangat antusias menyambut Pemilu. Lantunan mars Pemilu juga bergema di radio dan televis dan bahkan hingga saat ini saya masih hafal syair dan nadanya. Sungguh yang saya lihat pesta rakyat itu benar-benar begitu terasa auranya.

Namun ditahun 2014 ini, saya tidak merasakan hal itu. Hambar ibarat masakan tanpa garam. Mengapa ini bisa terjadi?

Mungkinkah karena kompleksitas dalam negeri yang kerap terjadi hingga terjadi polarisasi massif akibat apatisme masyarakat terhadap Pemilu?

Padahal gaung isu perubahan yang digembar-gemborkan partai kerap dianggap sebagai strategi jitu dalam rangka meraih simpati rakyat. Apakah ini pertanda masyarakat sudah tidak percaya lagi dengan janji politik? Dan hal itu bisa kita lihat dari angka golput yang kian meningkat jumlahnya. Bahkan kemungkinannya hingga menyentuh 30 persen. Saya melihat hal ini sebagai sebuah fenomena yang memprihatinkan dalam sebuah pesta demokrasi. Preseden buruk tentu saja menempel kuat di para kandidat yang dicalonkan meski tak semuanya buruk.

Faktor lainnya yaitu, carut marutnya pelaksanaan Pemilu. Mulai dari keikut sertaan parpol baru peserta Pemilu (PBB dan PKPI) sebelum batas akhir penetapan DCS Caleg, persoalan DPT yang kisruh, sampai ulah nakal para Caleg saat kampanye yang jadi tontonan di berbagai media. Tentu saja masyarakat bertanya-tanya…apakah ini yang disebut sebagai gerakan perubahan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun