Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Banjir Sidoarjo, BPLS Kewalahan

19 Februari 2016   15:20 Diperbarui: 19 Februari 2016   15:28 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="banjir di sidoarjo, (sumber: lipsus.kompas.com)"][/caption]

Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo kewalahan menangani banjir yang terjadi di kawasan Porong. Meski sudah mengoperasikan 20 unit pompa air. Hingga kemarin (14/2) genangan air tetap tinggi. Humas BPLS Hengki Listria Adi mengatakan, pompa sudah dioperasikan pada sejumlah titik. Namun, upaya tersebut dibarengi dengan kondisi cuaca yang kurang bersahabat. “Jika hujan tetap turun ya susah untuk menurunkan ketinggian banjir,” katanya.

Dia mengungkapkan, volume sungai Ketapang menjadi salah satu alasan sulitnya menyurutkan banjir di sepanjang Jalan Raya Porong Sidoarjo.  Sebaliknya, saat ini kondisi genangan air sudah merata dengan ketinggian yang sudah mencapai satu meter. “Kondisi Jalan Raya Porong masih lumpuh total meski 20 pompa terus dioperasikan,” ucapnya.

Namun demikian dia mengata- kan BPLS akan terus mengoptimalkan pompa air untuk terus menyedot air. Jika kondisi tidak hujan diharapkan air secepatnya surut. Tetapi jika hujan kembali turun, apalagi deras, BPLS tidak bisa berbuat apa-apa. “Sementara ini Jalan Raya Porong dan rel KA masih berbahaya untuk dilewati,” terangnya.

Bupati Sidoarjo Jonathan Judianto kemarin meninjau lokasi banjir di Jalan Raya Porong. Ia menyaksikan Jalan Raya Porong masih ditutup akibat banjir setinggi 60 CM. Jonathan didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo Dwijo Prawito. Jonathan mengakui bahwa banjir ini merupakan yang terparah. Sebab, selain melumpuhkan jalur utama Surabaya-Malang, banjir yang menggenangi rel itu juga melumpuhkan kereta api. Ditanya mengenai solusi apa yang harus dilakukan untuk banjir Porong itu, Jonathan hanya menyampaikan perintah dari Gubernur Jatim Soekarwo. Menurut dia, langkah tercepat adalah menyedot air menggunakan pompa. “Nanti akan disiapkan 16 pompa tambahan untuk menyedot air di Jalan Raya Porong ini,” katanya.

16 pompa ini merupakan bantuan dari BPBD Jatim (dua unit), enam dari Dinas Pengairan Pemprov Jatim, dan delapan dari BPLS. Sampai kemarin sore, baru enam pompa yang terpasang. Tapi targetnya semua pompa sudah harus terpasang tadi malam. Pompa-pompa ini dipasang di sisi utara dan selatan Jalan Raya Porong. Untuk yang di sisi utara, air dipompa dan dibuang ke Sungai Ketapang. Sedangkan di sisi selatan air disedot dimasukkan ke pond lumpur, lalu dibuang ke Sungai Porong. “Targetnya, malam ini, ketinggian air di rel KA harus di bawah 9 centimeter,” ujar Jonathan.

Dia melanjutkan, penyedotan air juga harus dibarengi dengan pengerukan sungai. Jika memungkinkan pengerukan itu untuk memperdalam dan memperluas saluran air sehingga bisa menampung lebih banyak air hujan agar tidak meluap. Menurutnya, selain karena air laut yang sedang pasang, banjir juga disebabkan karena lahan untuk penyerapan air berkurang. Jumlah bangunan di Sidoarjo sema- kin bertambah, tapi tidak diimbangi dengan pengerukan dan pelebaran sungai. “Otomatis saat hujan turun tidak ada tempat untuk serapan air,” tandasnya.

sumber: radar sidoarjo 15 februari 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun