[caption caption="ilustrasi anak yang tertangkap saat bolos sekolah (sumber: kompas.com)"][/caption]
Sebanyak 14 siswa yang bolos sekolah terjaring razia satpol PP Surabaya. masih menggunakan seragam dan atribut lengkap, mereka tertangkap saat sedang asyik ngopi di warung. bahkan dari 14 siswa tersebut, terdapat satu orang yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Ke 14 siswa yang membolos tersebut berasal dari SDN Mojo (1 siswa), SMK siang (2 siswa), SMK taruna (2 siswa), SMK 45 (1 siswa), SMK Tri Tunggal (2 siswa), SMK bubutan (1 siswa), SMKN 7 (3 siswa), SMKN 10 (1 siswa) dan SMKN 5 (1 siswa)
“Kami melakukan razia ini karena banyak laporan dari masyarakat yang tengah melihat anak sekolah yang masih pakai seragam tapi ngopi dan cangkruk'an di warung. Tapi itu dilakukan pada saat jam sekolah,” kata Kasatpol PP Surabaya Irvan Widyanto, kemarin. Saat personel Satpol PP melakukan ‘penangkapan’ terhadap para siswa yang tidak mengikuti pelajaran tersebut, para siswa tidak berkutik. Mereka tidak bisa memberikan penjelasan yang masuk akal terkait alasannya tidak masuk sekolah.
“Mereka kemudian kami data dan kami panggil orangtuanya. Yang memprihatinkan ada siswa SD nya juga. Selain itu pas tinya pihak sekolah juga akan kami panggil terkait ini,” tutur Irvan. Para siswa yang bolos itu tidak hanya ‘berha dapan’ dengan personel Satpol PP, namun juga de ngan Wali Kota Surabaya Tri Risma harini. Pasalnya, ke 14 siswa yang terjaring oleh Satpol PP dibawa ke Balai Kota Surabaya untuk diperte mukan dengan Risma, sapaan Tri Rismaharini.
Melihat anak anak yang tidak berada di sekolah pada jam pelajaran, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu langsung memarahi. Karena selama ini Risma memang dkenal sangat peduli terhadap pelajar demi kesuksesan mereka ke depannya. “Kalian ini kok tidak sekolah. Orang tua kalian sudah susah cari uang, tapi kalian malah bolos sekolah,” kata Risma di hadapan 14 siswa bolos tersebut. Orang nomor satu di jajaran Pemkot Surabaya ini juga menanyakan kepada belasan siswa bolos tersebut terkait alasannya tidak sekolah. Anak anak itu menjawab karena bosan dan malas ke sekolah. “Kamu kelas berapa? Kelas 12 harusnyakan kamu lebih giat belajar, bukan bolos terus nong krong di warung kopi,” tandas dia.
Ditegaskan Risma, diri nya akan memberikan hukuman selain pemang gilan pihak sekolah, juga akan mengadukan kelakuan anak anak ini kepada orang tuanya masing masing. “Untuk kalian besok tidak ada uang saku dari orang tuamu,” ujar Risma. Selain itu, Risma menegas kan jika anak anak ter sebut tertangkap lagi, tak segan-segan akan dimasukkan ke Liponsos Ke putih untuk merawat orang gila. “Tolong, enam siswa ini dites urin dan satu anak SD ini facebook nya dite lusuri,” perintah Risma kepada Kepala Bapemas dan Dinkes. Namun ada yang menggelitik Risma saat bertanya ke anak SD yang tertangkap. Karena, setiap kali ditanya anak SD ter sebut menjawabnya dengan santai.
sumber: Radar Surabaya 24 februari 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H