Mohon tunggu...
Travel Story

Komplek Masjid Sunan Ampel Akan Ditata Kembali

20 Februari 2016   17:00 Diperbarui: 26 Februari 2016   16:02 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="makam syekh mansyur di komplek masjid sunan ampel (sumber: Kompas.com"][/caption]

Rencana pemkot Surabaya untuk melakukan penataan kawasan wisata religi Ampel semakin dimatangkan. Pemkot melalui Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) kini melakukan feasibility study alias studi kelayakan untuk pengembangan kawasan wisata religi Ampel. Bahkan tahun ini, pemkot menyiapkan anggaran Rp 250 juta dari APBD 2016 untuk feasibility study tersebut.

Asisten II Sekkota Surabaya M Taswin mengatakan bahwa pemkot saat ini sedang menyusun studi tentang penataan kawasan religi Ampel. Konsep yang diusung dalam penataan kawasan ini adalah mengangkat nuansa budaya timur tengah dengan aksen Maroko Style. “ Grand designnya sekarang sedang kita buat. Banyak yang akan di sentuh untuk pembangunan infrastrukturnya. Mulai dari masjid Ampel, kawasan parkir, sentra PKL dan juga akan kami bangun museum disana sebagai sarana edukasi bagi wisatawan,” terang Taswin dalam rapat dengar penda­pat (RDP) di Komisi C bi­dang pemba ngunan DPRD Surabaya, kemarin (19/2).

Menurut pria berkumis ini, grand design tersebut akan menyentuh banyak segmen. Mulai dari area ma­kam, dinding dan toilet yang akan diperbarui dan direhab. “Tim kajian saat ini sudah turun kelapa ngan untuk mendata bagian bagian mana yang nantinya akan diperbaiki dan dipercantik. Tidak hanya itu, dalam grand design juga tercantum pembenahan kawasan par­kir dan sentra PKL yang ter­integrasi,” paparnya.

Lebih jauh Taswin menjelaskan bahwa untuk me­nghindarkan kemacetan akibat penumpukan arus manusia dan kendaraan, pemkot akan membangun tiga jembatan penyebe­rangan orang (JPO) yang masuk dalam APBD 2016. JPO ini akan dibangun ber jajar dari Jalan Nyamplungan sampai ke Pegirian. Dimana tiga JPO tersebut terletak di gerbang Ampel sisi selatan, gerbang sisi utara dan di sisi tengah yang menuju ke sentra PKL. “Untuk JPO sudah masuk di tahap detail engineering design (DED) yang digarap oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR). JPO ini yang akan menghungkan dari kawasan parkir ke tengah kawasan makam Ampel,” imbuh Taswin.

Selain itu, JPO juga akan menghubungkan ke sentra PKL yang sudah di­ bangun pemkot. Sehingga, bisa memancing wisata­wan untuk berkunjung ke sentra PKL. Pembangunan JPO ini, kata Taswin, se­ benarnya ditarget bisa rampung saat Surabaya kedatangan tamu peserta UN Habitat pada Juni mendatang. Namun per­kembangan terbaru, JPO tersebut baru bisa terea­lisasi pada akhir tahun. Sesuai dengan Maroko Style itu, Taswin menerang­kan bahwa saat ini pemkot juga tengah melakukan survei untuk pedestrian dan lampu lampu jalan yang sesuai.

Harapannya, pe­nataan kawasan religi ini akan semakin menarik minat wisatawan untuk tak hanya berkunjung tapi juga menggali lebih dalam ka­ wasan wisata di Ampel. “Khusus untuk museum, akan dibangun museum yang isinya tentang Ampel. Jadi kami ingin nanti orang ke Ampel nggak hanya da­tang untuk beribadah, tapi juga untuk edukasi. Malah kalau bisa nggak hanya orang muslim saja yang da­ t ang ke sana, tapi juga dari agama lain,” terang Taswin. Selain itu, untuk mene­ gaskan kawasan Ampel se­bagai identitas wisata re­ligi, di sana juga akan di bangun gapura dan perbaikan koridor menuju area ma­kam. Juga akan ada penam­bahan fasilitas untuk pergelaran festival Islami. “Beberapa waktu lalu kami sudah rapat bersama sekda agar realisasi kawasan wisata ini bisa ada perce­patan,” imbuh Taswin.

Menanggapi paparan dari asisten II sekkota ter­sebut, Ketua Komisi C DP­ RD Surabaya Syaifuddin Zuhri mengatakan bahwa pemkot siap mengucurkan dana sebesar Rp 250 juta untuk penataan kawasan wisata Ampel tersebut. “Rencana (penataan ka­ wasan wisata Ampel) sebe­narnya sudah mulai di­ susun sejak akhir tahun lalu. Namun, baru diang­ garkan pada tahun ini. Kami ingin diajak rembu­kan bersama supaya tahu konsepnya secara utuh. Sebab saat hearing, pem­kot tidak membawa ma­ket nya dan desainnya ma­sih bersifat makro,” kata pria yang akrab disapa Ipuk ini.

sumber: radar surabaya 20 februari 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun