Candi Badut. Demikian nama ini kulihat berdekatan dengan tempatku menginap. Namanya tak asing. Kukenal candi ini dari penelitian historiografi kuliah Sejarah sebagai tempat pemujaan. Konon katanya, candi ini adalah candi tertua di Jawa Timur. Sebagian para ahli setuju bahwa candi ini dibangun jauh sebelum pemerintahan Airlangga, atas perintah Sang Liswa, Raja Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhan. Raja ini dikenal senang melucu (mbadhut, Jawa) sehingga candi yang dibangun ini dinamakan Candi Badut. Namun, tentu dugaan ini belum didukung bukti otentik, korelasi candi dengan Raja Gajayana.
Para arkeolog menemukan lokasi candi ini di desa Karangbesuki, Dau, Malang, Jawa Timur pada 1923. Dalam penjelasan yang sekali lagi kubaca di lingkungan candi, jelas tertulis nama dan letak candi ini dalam prasasti Dinoyo yang ditemukan di desa Merjosari, Malang. Prasasti ini pun mengisahkan masa keemasan Kerajaan Kanjuruhan (760M) di bawah pemerintahan Raja Dewasimba dan putranya, Sang Liswa. Keduanya adalah raja yang adil, bijaksana, dan dicintai rakyatnya. Candi ini diyakini sebagai candi Shiva. Meski didapati penjelasannya, belum ditemukan arca Agastya di dalamnya.
Pemugaran memang belum bisa menyajikan representasi candi ini secara utuh. Tangga menuju selasar di kaki candi terletak di sisi barat, tepat di hadapan pintu masuk ke ruang utama di tubuh candi. Pada bagian luar dinding pengapit tangga terdapat ukiran yang sudah tidak utuh lagi, namun masih terlihat adanya pola sulur-sulur yang mengelilingi sosok orang yang sedang meniup seruling. Jalan masuk ke ruang dalam tubuh candi dilengkapi dengan bilik penampil. Pintu masuk cukup lebar dengan hiasan kalamakara di atas ambang pintu.
Di bagian barat pelataran, yaitu di sisi kiri dan kanan halaman depan bangunan candi yang sudah dipugar, terdapat fondasi bangunan lain yang masih belum dipugar. Masih banyak onggokan batu di sekeliling pelataran candi yang belum dapat dikembalikan ke tempatnya semula.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI