Cerita saya
Pandemi Covid-19 menjadi kesempatan yang baik bagi para guru untuk menggunakan teknologi pembelajaran dalam tatap muka dengan peserta didik. Salah satu media yang dapat digunakan adalah Google Classroom. Saya berkesempatan masuk dalam grup Training of Trainer (TOT)Â Komisi Pendidikan KWI.Â
Mulanya, saya cukup gamang menentukan arah, pun pula ketika berbagi dengan rekan guru yang belum pernah saya jumpai sebelumnya. Bukan sebuah kebetulan, saya dipertemukan dengan beberapa rekan guru dari berbagai daerah dan keuskupan. Â
Dalam satu sesi pendalaman keluarga, saya bercerita apa yang saya alami di sekolah. Keluarga adalah istilah yang dipakai karena kami disatukan dalam kelompok-kelompok kecil dan saya berperan sebagai kepala keluarga dengan beberapa anggota di dalamnya. Istilah ini yang dipakai adalah kampung digital. Internet dan media telah menghubungkan kami dan meruntuhkan sekat-sekat ruang dan waktu.
Dalam keluarga inilah, saya yakin, meski sederhana, sharing saya pun tetap memperkaya di dalam keluarga ini. Setidaknya itulah yang saya pikirkan. Pengalaman itu mengantarkan saya untuk sharing tentang media pembelajaran di lingkungan kerja salah satu anggota keluarga. Singkatnya, saya menyanggupi permintaan itu dengan tajuk "Sharing". Dengan demikian, leluasalah saya menyampaikan materi tanpa terkesan menggurui.Â
Tempatnya saya  sangat jauh. Syukur waktunya memungkinkan dan tidak harus meninggalkan lingkungan kerja. Dengan bantuan google, mudah pula melihat dari dekat dan berkunjung ke tempat keluarga baru saya ini. Saya berpikir, mungkin saya belum sempat berbagi dengan mengikuti kegiatan lalu, saya bisa sedikit berbagi dari apa yang saya terima.Â
"Nemo dat quod non habet," terngiang kalimat ini, yang saya dengar pertama kali dari alm. Rm. Madya, SJ, guru bahasa Latin saya. Beliau pun tak pernah bosan mengulang sesanti ini di kelas untuk meyakinkan kami bahwa, "anda pun bisa menjadi berkat bagi orang lain, tentu dengan cara anda sendiri." Saya bersyukur pengalaman sederhana itu menjadi pengalaman konsolasi, penghiburan batin, bagi saya sekaligus menjadi berkat bagi keluarga baru di ruang virtual ini. Bukan dengan peristiwa hebat dan besar, tetapi justru dengan pengalaman perjumpaan.Â
Mengapa Google Classroom?
Selama Pembelajaran Jarak Jauh, Google Classroom pun memungkinkan saya mengorganisasi data peserta didik lebih rinci. Siswa dapat saya undang dalam ruang kelas dengan folder terpisah di Google Drive masing-masing pengguna. Platform ini sangat membantu saya karena mengintegrasikan Google Drive, Google Docs, Sheets and Slides, dan Gmail bersama-sama.Â
Dengan demikian, materi pembelajaran dan tugas-tugas dapat disusun rapi ke sistem tanpa kertas. Belum lagi, kerapkali sebagai pendidik, saya kesulitan untuk mencatat dengan detail tanggal jatuh tempo dan waktu penyampaian tugas. Google Calendar sangat membantu menyelesaikan masalah yang saya temui dalam praktik "manajemen kelas" ini.Â
Saya bagikan rangkaian video sederhana yang saya buat dalam ruangan ini. Semoga berkenan dan bermanfaat. Â