Mohon tunggu...
Denis Fitzgerald
Denis Fitzgerald Mohon Tunggu... Freelancer - S1 Ilmu Komunikasi

Fresh graduates of President University. Just write what I see dan observe in everyday life. Also Japan's enthusiast (sorry if most of my posts are related to Japan). Basically, everything that seems interesting and tingles my attention.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup adalah Jam Tangan

8 September 2018   21:48 Diperbarui: 8 September 2018   22:01 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bergerak dan tidak pernah berhenti berputar, Itulah yang akan dirasakan apabila hidup manusia layaknya jam tangan yang hanya mampu berjalan keliling secara berulang hingga waktunya untuk berhenti. Tidak memperdulikan bentuk,desain atau bahkan merek selama jam tangan tersebut menjalankan tugasnya dengan baik. Namun sangat disayangkan karena pemikiran tersebut tidak lagi berlaku di era globalisasi seperti sekarang ini. Manusia berlomba-lomba untuk saling mengejar status dengan menghalalkan segala cara demi mengenakan mahkota yang sebenarnya hanyalah sebuah ilusi.

Ketika layar kaca dalam rumah dihidupkan, kumpulan iklan mengenai barang-barang bermerek dan mewah seperti jam tangan segera menyapa panca indera yang lapar akan status sosial yang lebih tinggi. Berlapiskan emas dengan taburan lime stone atau berlian terlebih dengan penawaran menarik mampu merubuhkan tembok syahwat setiap manusia. 

Hal ini akan tetap berlanjut apabila syahwat tersebut tidak dikendalikan atau ketika kondisi finansial belum menunjukkan tanda pengkhianatan. Jam tangan dengan merek yang tidak terkenal dan berlapiskan material yang terbilang murah tidak mendapat tempat untuk menjadi dirinya sendiri sehingga manipulasi menjadi jalan satu-satunya untuk memperoleh status sosial yang diinginkan. Fungsi bukanlah lagi menjadi bintang utama dalam sebuah jam tangan

Sungguh sebuah ironi namun inilah kenyataan dimana sistem kasta tidak akan pernah punah selama manusia masih belum puas dengan pencapaian yang didapat. Sesungguhnya, jam tangan berlapis emas ataupun kuningan adalah hal yang sama layaknya manusia pada umumnya. 

Bentuk fisik mampu dimanipulasi namun semuanya kembali kepada fungsi dari fisik itu sendiri. Jam tangan yang berputar dan terus berulang menjadi kompas tersendiri dalam kehidupan manusia. Setiap jam,menit, dan detik menjadi sebuah catatan penting dan sungguh disayangkan apabila hanya dihabiskan untuk mengejar sebuah ilusi yang tidak akan dibawa ke alam baka. 

Warna kulit hitam dan berhidung pendek dapat disulap menjadi putih dan berhidung mancung dengan "manipulasi" yang hadir karena ketidakpuasan manusia terhadap hidup yang dimiliki. Manipulasi ini juga yang menjadi alasan jurang  antara yang dicipta dengan Sang Pencipta semakin lebar dan dalam. Hingga akhir hayat, manusia hanya menghabiskan waktu untuk hidup dalam kemunafikan tanpa pernah menikmati arti hidup yang sebenarnya. 

Namun tidak pernah ada kata terlambat untuk melakukan perubahan. Berlapis emas ataupun kuningan, semuanya adalah sama, yaitu jam tangan yang berfungsi untuk menunjukkan waktu. Setiap manusia hidup sudah memiliki peran masing-masing untuk saling mendukung ketimbang menipu diri sendiri. 

Bayangkan pemilik perusahaan tanpa karyawan atau guru tanpa kehadiran murid-murid. Ketika sewaktu-waktu rasa ketidakpuasan datang melanda, selalu ingat bahwa diri ini layaknya sebuah jam tangan. Bukan penampilan yang diluar, namun fungsi yang berada didalamnya. Jangan pernah mengganti kuningan dengan emas dan begitu sebaliknya. Jujurlah terhadap diri sendiri dan hiduplah dengan penuh ucapan syukur sehingga tiada rasa penyesalan dalam menjalani hidup

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun