Mohon tunggu...
Denis Diyanata
Denis Diyanata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa tingkat akhir

Hai salam kenal :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN UNEJ BTV III (Pandemi Covid-19 Bukan Halangan untuk Berkontribusi Nyata kepada Masyarakat)

6 September 2021   10:44 Diperbarui: 6 September 2021   11:00 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tempat saya melakukan Kuliah Kerja Nyata Back to Village III ada di Kelurahan Sumbersari. Kelurahan ini memiliki luas wilayah sebesar 4,88 km2 atau dalam bentuk presentase terhadap luas kecamatan Sumbersari sebesar 13,17%. Jumlah penduduk di kelurahan ini sebanyak 30.462 jiwa dengan perbandingan jenis kelamin 96,97. Jumlah penduduk dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 14.997 jiwa dan jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan sebesar 15.465 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk kelurahan Sumbersari yaitu 6.242 jiwa/km2.

Kelurahan Sumbersari terdiri dari 5 lingkungan yaitu Gumuk Kerang, Krajan, Krajan Timur, Tegalboto Kidul, dan Tegalboto Lor. Berdasarkan asal-usul penamaan desa, dinamakan desa Sumbersari karena berasal dari banyaknya sumber air yang dapat ditemui hampir disetiap daerah desa ini. Menarik bukan? Jadi kalau datang ke Kabupaten Jember jangan lupa untuk berkunjung ke Kelurahan Sumbersari. Karena terdapat banyak hal yang seru dan perlu dikenali lebih dalam.

Kondisi geografis Jember sangat subur yang menyebabkan komoditi perkebunan dan pertanian dapat tumbuh dengan baik. Jember juga termasuk ke dalam kota penghasil tembakau di Jawa Timur. Kelurahan Sumbersari menyumbang hasil panen tembakau sebesar 63,6 kw pada tahun 2019 (BPS Kabupaten Jember: Kecamatan Sumbersari Dalam Angka 2020). Kelurahan Sumbersari juga memiliki banyak destinasi wisata yang dapat dikunjungi, antara lain Tiara Waterpark Jember, Museum Tembakau Jember, Museum Huruf Jember, dan Jember Town Square. Selain itu, sama seperti daerah lainnya, di Kelurahan Sumbersari didominasi oleh sektor bisnis produk dan/atau jasa. Banyak sekali ditemui sektor bisnis mulai dari caf, restoran, UMKM, maupun pedagang di pinggiran jalan. Namun, laju perekonomian terpengaruh oleh pandemic yang sedang terjadi di semua daerah di Indonesia. Semua orang pasti kenal dengan virus satu ini... yap COVID-19.

Virus Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dinyatakan sebagai pandemi global pada tanggal 11 Maret 2020. Ditetapkannya COVID-19 sebagai pandemi, artinya penyakit ini telah menyebar diseluruh dunia dan meminta agar pemerintah di setiap negara selalu siap siaga untuk mencegah dan menanganinya. Pemerintah Indonesia menerapkan berbagai strategi untuk menekan penyabaran virus COVID-19. Salah satu kebijakan yang saat ini sedang dilakukan adalah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Penetapan COVID-19 sebagai pandemi global dan kebijakan PPKM berdampak pada berbagai sektor bisnis termasuk usaha mikro kecil menengah (UMKM). Pandemi ini membuat pendapatan UMKM menurun dikarenakan jumlah pembeli produknya sedikit.

Terus bagaimana caranya UMKM tetap bertahan di masa pandemi? UMKM sekarang dituntut untuk beradaptasi dengan cara mempelajari dan mampu menggunakan akun bisnis secara online. Penggunaan teknologi adalah solusi terbaik untuk menjaga keberlangsungan bisnis. Namun, beberapa usaha kecil tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang keterampilan digital untuk menjalankan bisnis secara online. Oleh karena itu, saya memilih tema program pemberdayaan masyarakat terdampak COVID-19.

Beberapa program kerja yang sudah saya lakukan bersama mitra yaitu memberikan pelatihan dan pendampingan penggunaan instagram for business dan whatsapp bussines. Inti dari program ini adalah untuk memaksimalkan pemanfaatan fitur-fitur yang mendukung pemasaran dan promosi secara online.  Pemilihan kedua aplikasi ini dikarenakan dijaman sekarang hampir semua orang mengakses Instagram dan whatsapp dalam kehidupan sehari-harinya. Menurut saya, aplikasi ini akan memberikan keuntungan dalam menjalankan bisnis saat pandemi COVID-19 ini.

UMKM juga perlu memiliki keterampilan dalam menyajikan produk yang menarik secara visual. Hal ini perlu diperhatikan karena konsumen hanya bisa melihat produk dalam bentuk gambar maupun video. Apalagi dijaman sekarang muncul istilah "aesthetic" yang artinya keindahan. Seseorang cenderung membeli produk yang menarik secara visual. Oleh karena itu, desain foto maupun vidio produk dapat mempengaruhi penjualan dan pemasaran sebuah produk. Berdasarkan hal tersebut, UMKM perlu dibekali pelatihan penggunaan aplikasi desain untuk menarik perhatian konsumen. Saya merealisasikan hal tersebut melalui kelas desa dengan memberikan pelatihan dan pendampingan penggunaan aplikasi desain dan pengambilan foto/video produk.

Melalui Kuliah Kerja Nyata Universitas Jember Back to Village III ini, saya bisa berkontribusi secara langsung terhadap UMKM yang terdampak pandemi COVID-19. Yuk bantu para usaha kecil untuk bertahan ditengah pandemi COVID-19 ini!! Buat kalian yang ingin mengetahui tentang semua hal yang berkaitan dengan KKN UEJ BTV III, langsung saja cek di https://unej.ac.id atau sd.unej.ac.id (Denis Diyanata/KKN BTV 3/Sumbersari/Sumbersari/Jember)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun