Mohon tunggu...
Denisa Ramadhani
Denisa Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Siliwangi

Ig: @Denisacha_

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Partai Mengkaderkan Selebritas sebagai Caleg

6 Desember 2023   22:35 Diperbarui: 6 Desember 2023   22:53 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era reformasi, banyak selebritis yang mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR (calon) yang terdaftar di partai politik, Kehadiran calon anggota parlemen terkemuka tersebut berpotensi meraih suara. Namun, hal ini juga menghilangkan kesempatan bagi para eksekutif yang telah mengabdi pada partai politik selama bertahun-tahun. Selain Kongres, sejumlah selebriti belakangan ini turut menambah kemeriahan pilkada. Apakah fenomena selebritis yang menjadi calon anggota parlemen hanya memberikan keuntungan bagi partainya dalam memilih, Selebriti telah meningkatkan jumlah suara mereka di banyak pemilu lokal, namun kekuasaan bukanlah satu-satunya hal yang mereka cari Selebriti yang menjadi politisi dituntut memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap rakyat

     Yang pasti, masyarakat tidak sekadar mengandalkan lembaga eksekutif dan legislatif untuk mencari hiburan. Apalagi jika fenomena selebriti ternyata berdampak pada politik, karena masyarakat membutuhkan kepribadian dan keyakinan baru setelah kecewa dengan calon anggota parlemen yang merupakan pimpinan partai. Terlepas dari benar atau tidaknya, anggapan populer bahwa selebriti menjadi anggota Diet dengan berpartisipasi dalam pemilu lokal mungkin bukan atas kemauan selebriti itu sendiri, melainkan bujukan atau godaan dari partai politik. Selebriti menjadi objek godaan karena popularitasnya. Terlebih lagi, kecenderungan selebriti untuk bergabung dengan  partai politik jika keadaan memungkinkan sangat menguntungkan partai politik. Pasalnya, popularitas selebriti bisa dijadikan modal untuk memperbesar peluangnya meraih suara di pemilu walikota dan pemilu presiden, sehingga berpotensi menjadi bank suara seluruh partai politik.

      Menurut keyakinan Islam, ketika selebriti terlibat dalam politik, Islam menekankan pentingnya maksud dan tujuan dari setiap tindakannya. Memasuki dunia politik dengan niat baik untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan memperjuangkan keadilan, kemakmuran, dan nilai-nilai moral dianggap sebagai perbuatan baik dalam Islam. Namun, di sisi lain, ada pula yang mungkin menolak gagasan selebriti terjun ke dunia politik dengan alasan semata-mata demi popularitas  atau  tidak sejalan dengan doktrin agama. Penting untuk diingat bahwa pandangan individu mungkin berbeda dan umat Islam mungkin juga memiliki pandangan berbeda, bergantung pada interpretasi mereka terhadap ajaran Islam dan konteks politik di mana selebriti tersebut terlibat.

    Fenomena selebritis yang menggunakan popularitasnya untuk memasuki dunia politik  juga bisa menjadi masalah jika mereka tidak memiliki keterampilan atau komitmen yang memadai untuk mewakili masyarakat di daerahnya. Dalam hal ini, yang dikhawatirkan adalah para selebritis tersebut hanya  dijadikan alat untuk menggalang dukungan dari partai politiknya. Faktanya, kami menemukan bahwa selebriti sering kali hanya dijadikan figur tambahan dalam pemilu lokal karena lemahnya kemampuan politik mereka. Lebih lanjut, fenomena selebriti yang memanfaatkan popularitas tersebut dan terjun ke dunia politik dikhawatirkan akan diikuti oleh selebriti lain yang belum paham dengan situasi politik di Indonesia. Jika itu  terjadi, demokrasi Indonesia akan semakin kacau.

    Harus kita akui, kehadiran popularitas dalam lembaga-lembaga demokrasi nyatanya tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu, pemimpin yang dipilih oleh rakyat adalah pemimpin yang lahir melalui proses demokrasi, memahami situasi politik di Indonesia, dan tidak menjadikan popularitas semata sebagai  alasan atau cara memasuki dunia politik. Sebagai masyarakat Indonesia yang berhak memilih pemimpinnya, kita harus berhati-hati dalam memilih. Selebriti diperbolehkan mencalonkan diri, namun harus diimbangi dengan kemampuannya. Dan peran partai politik sangat penting terutama dalam pembentukan kader. Jangan hanya khawatir tentang penghitungan suara atau popularitas, pilihlah calon anggota parlemen Anda dengan bebas.

 

 

REFERENCE

Jurnal Kemal Ahmad Ridla (Fenomena artis masuk dunia politik, atau menjadi caleg sudah lama terjadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun