Mohon tunggu...
Densa Story
Densa Story Mohon Tunggu... Penulis - Content Creator

Seorang yang ingin belajar kreatif, melalui tulisan yang edukatif, sehingga dapat menginspirasi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jasmani dan Rohani

8 Maret 2021   06:00 Diperbarui: 8 Maret 2021   07:26 54823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada dasarnya manusia itu terdiri dari 2 unsur, yaitu jasmani dan rohani. Jasmani merupakan segala sesuatu yang dapat dilihat, dipegang, dan dinikmati. Jasmani itu berupa fisik, raga, dan badan. Yang dibutuhkan jasmani manusia yang terutama adalah makanan minuman, pakaian, dan tempat tinggal. Inilah yang menjadi dasar kebutuhan primer jasmani manusia. Tetapi dalam perkembangan, jasmani manusia juga menginginkan turunan dari kebutuhan primer tersebut untuk menunjang hidupnya.

Manusia ingin mengkonsumsi makanan atau minuman tertentu, ingin makan minum di tempat tertentu, ingin busana model tertentu, ingin tempat tinggal dengan bentuk dan ukuran tertentu. Ya, semuanya menjadi tertentu. Tergantung manusia itu hidup di lingkungan yang seperti apa. Kesimpulannya, semakin manusia itu melihat nikmat dunia, kebutuhannya akan semakin beragam dan tidak terbatas.

Manusia juga adalah makhluk rohani. Rohani selalu dihubungkan dengan roh, jiwa, nyawa, dan perasaan. Bila jasmani manusia digerakkan oleh organ-organ tubuh yang vital seperti jantung, paru-paru, otak, dll, roh tidak mempunyai organ untuk menggerakkan perasaan seseorang. Banyak orang selalu mengaitkan perasaan dengan hati seperti contohnya, "Hatiku akan selalu menjadi milikmu." Atau "Sungguh, kamu adalah orang yang tidak punya hati. 

Tega-teganya kamu selingkuhi aku di belakangku!" Hati selalu berhubungan dengan perasaan, selalu menunjuk pada bagian dada manusia. Padahal sesungguhnya menurut ilmu Biologi, hati adalah organ tubuh yang fungsinya sama sekali tidak mengatur perasaan manusia. Jadi apakah hati itu?

Hati merupakan istilah yang merujuk kepada inti jiwa. Hati adalah bagian dari roh. Roh, jiwa, atau nyawa adalah unsur yang tidak bisa dilihat oleh mata jasmani, tetapi bisa dirasakan keberadaannya. Sama seperti angin tidak bisa kita lihat, dari mana ia datang dan kemana angin itu pergi tidak ada yang tahu, tapi bila angin itu hadir kita dapat merasakannya; demikian juga dengan roh.

Karena roh itu tidak terlihat, dan manusia selain makhluk jasmani juga sekaligus makhluk rohani, itu artinya manusia juga termasuk makhluk gaib. Mengapa disebut gaib? Sebab di dalam manusia ada roh. Ada pepatah: Sedalam-dalamnya laut bisa diukur, tapi pikiran manusia siapa yang tahu. Ya, sebab sebelum manusia itu mengungkapkan apa yang ia pikirkan melalui mulut atau mengetik dengan tangannya (jasmani), tidak ada yang tahu apa yang dipikirkannya (gaib).

Karena manusia itu juga makhluk rohani (gaib) sehingga terdapat pula kebutuhan-kebutuhan yang menyangkut rasa bahagia. Manusia butuh dikasihi, dicintai, diperhatikan, dihormati, dan masih banyak lagi. Tak heran tema cinta selalu tidak ada habisnya menginspirasi para pencipta lagu, sinetron, film, novel, puisi, dan segala macam seni lainnya.

Di masa pandemi Covid-19 yang menyebabkan terjadinya pembatasan secara fisik, banyak orang menjadi depresi karena kehilangan segala macam bentuk pekerjaan, pendapatan, kegiatan, dan perhatian yang selama ini ia dapatkan. Ada yang jenuh berdiam diri di rumah saja, ada yang kesepian karena tidak bisa bertemu dengan kawan-kawan terkasih, ada yang stress karena kurang rekreasi dengan alasan tidak punya uang, dan masih banyak lagi.

Maka itu dimasa yang serba sulit ini, kita diajak untuk saling memberikan perhatian dengan menyapa sesama kita dan menjalin komunikasi yang rutin, supaya kita bisa saling menguatkan dan memberi penghiburan serta pengharapan bahwa kita akan mampu melewati masa pandemi dan resesi ini.

Sebagai makhluk rohani, manusia juga membutuhkan relasi dengan Sang Pencipta yang adalah gaib, tidak terlihat. Sekalipun Dia tidak terlihat sama seperti angin, tapi kehadiran-Nya dapat dirasakan sebab Ia adalah Roh. Menurut Kitab Suci, jasmani manusia itu terbuat dari unsur bumi yaitu debu tanah, maka ketika manusia itu mati, jasmaninya akan kembali menjadi debu tanah. Sedangkan jasmani manusia itu bisa hidup karena Tuhan menghembusinya dengan nafas-Nya, sehingga manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Sebagaimana ketika mati jasmani manusia akan kembali kepada debu tanah, roh manusia akan kembali kepada-Nya.

Karena itulah, manusia membutuhkan Tuhan sebagai Penolong yang gaib dan ajaib. Sebab manusia itu mempunyai keterbatasan fisik dan psikologis. Maka itu, manusia membutuhkan agama sebagai pedoman hidup yang dapat menuntun manusia dalam menjalani kehidupan jasmani dan rohani, serta jalan menuju masa depan yang sejati, dimana roh manusia akan kembali kepada Pencipta roh itu sendiri dan bersatu dengan-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun