Mohon tunggu...
Densa Story
Densa Story Mohon Tunggu... Penulis - Content Creator

Seorang yang ingin belajar kreatif, melalui tulisan yang edukatif, sehingga dapat menginspirasi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selamat Ulang Tahun Pandemi Corona

2 Maret 2021   10:16 Diperbarui: 2 Maret 2021   10:22 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Virus Covid-19/Sumber: harianhaluan.com

Tak terasa, atau malah sangat terasa, kita sudah setahun melewati suatu masa sangat sulit yang disebut pandemi Corona Covid-19. Sudah setahun pula anak-anak sekolah, mahasiswa, guru dan dosennya harus melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara online. Otomatis tidak adanya pergaulan bagi siswa-siswi maupun pergaulan antar guru/dosen. Kita jadi teringat kembali akan masa yang lalu.

Pada hari Senin 2 Maret 2020 adalah permulaan dari musibah ini, sebab pada tanggal itulah Presiden Joko Widodo mengumumkan ada 2 orang warga Depok yang positif terinfeksi virus Corona. Dua orang tersebut yang merupakan ibu dan anak perempuan, positif tertular virus Corona setelah anak perempuan itu berdansa dengan WNA asal Jepang ketika malam Valentine. Alih-alih mau dijodohkan dengan orang Jepang tersebut, gadis dan ibunya malah 'dijodohkan' dengan virus Corona. Dari kedua orang itulah, tersebarlah virus Corona sampai ke segala penjuru negeri.

Sejak saat itulah terjadi kepanikan yang sangat dahsyat melanda seluruh negeri Indonesia tercinta ini. Orang-orang kaya mulai memborong sembako, pemutih, karbol, dan sabun. Hand sanitizer dan masker sudah punah kala itu. Pemandangan etalase kosong yang terjadi di Wuhan akhirnya terjadi pula di Indonesia. 

Orang-orang tanpa disuruh Pemerintah sudah pakai masker dengan alasan takut bernasib sama dengan orang-orang Wuhan yang tersengal-sengal seperti ikan yang tergeletak di darat. Semua orang takut mati. Hanya orang-orang tertentu yang radikal dan fanatik yang berani sama virus Corona, dan juga kaum miskin yang beranggapan lebih baik beralih dari dunia ini daripada hidup penuh penderitaan.

Orang-orang banyak kehilangan pekerjaan, para pengusaha kehilangan pendapatan, dan banyak dari mereka yang terdampak belum bisa pulih sampai setahun ini. Masih banyak orang sedang mencari pekerjaan yang layak, masih banyak orang sedang memutar otak mencari ide usaha yang cocok supaya bisa menghasilkan uang. Sebab kitalah yang mesti cari uang, tidak mungkin uang cari kita.

Di masa pandemi ini, orang yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Orang-orang yang kaya itu biasanya memiliki usaha yang tidak terdampak pandemi, begitupun juga dengan karyawannya yang bekerja dengannya. Yang terdampak pandemi harus terus berjuang agar keuangannya jangan sampai tambah merosot. 

Banyak juga dari antara kita yang kehilangan anggota keluarga atau kerabat yang tercinta akibat tertular virus Corona. Ada juga yang depresi akibat kesepian karena kurang pergaulan yang dialami oleh mereka yang terputus dari orang-orang yang pernah bersamanya.

Namun bagaimanapun keadaan kita sekarang ini, kita harus tahu bahwa kitalah generasi yang telah ditakdirkan menjadi saksi sejarah adanya pandemi Corona di muka bumi ini. Kita tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Tetapi yang pasti, bila kita masih selamat dari ganasnya virus Corona, kita bisa menceritakan kepada generasi yang akan datang, kepada anak cuci kita, kepada kaum muda di masa depan, bahwa pada tahun 2020 di Indonesia dan dunia pernah terjadi pandemi virus yang efeknya belum pernah terjadi sampai seperti ini.

Semua orang wajib pakai masker, harus rajin cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, tidak bisa berkerumun, tidak boleh berdekatan secara fisik, tidak boleh salam-salaman apalagi cipika-cipiki, kurang piknik, mesti test-test Covid, mesti disuntik vaksin, kemerosotan ekonomi, dan segala macam dampak yang dirasakan oleh para pembaca masing-masing. Biarlah hal-hal yang kita rasakan dan alami bersama ini sungguh menjadi sejarah hidup yang tidak terlupakan, dan juga menjadi sejarah yang patut dikenang oleh generasi yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun