Desa Wanareja, Kamis 15 Agustus 2024 – Sebuah langkah nyata dalam mendorong pertanian berkelanjutan digagas oleh sekelompok mahasiswa yang sukses mengadakan sosialisasi pembuatan pupuk organik cair di Desa Wanareja. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman serta keterampilan baru bagi para petani dan peternak setempat dalam mengolah limbah pertanian dan peternakan menjadi pupuk organik yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis.
Acara yang berlangsung di pelataran masjid Al-Barokah Wanareja ini mendapat antusiasme tinggi dari warga, yang terdiri dari petani dan peternak lokal, hadir untuk mengikuti rangkaian kegiatan yang dimulai  sore hari. Sosialisasi ini digagas oleh mahasiswa UIN SAIZU Purwokerto yang tengah melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa tersebut. Acara ini semakin istimewa karena menghadirkan Bapak Muhammad Husamuddin, seorang ahli berpengalaman di bidang pertanian organik, sebagai pemateri utama.
Salah satu mahasiswa, Eka Gusti Nugraha, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap isu lingkungan sekaligus upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. "Kami ingin membantu masyarakat untuk lebih mandiri dalam mengelola sumber daya alam yang mereka miliki. Dengan memanfaatkan limbah organik menjadi pupuk cair, mereka tidak hanya mengurangi biaya produksi, tetapi juga turut menjaga kelestarian lingkungan," ujar Eka.
Proses pembuatan pupuk organik cair yang diperkenalkan dalam sosialisasi ini terbilang sederhana namun efektif. Limbah pertanian seperti sisa sayuran, jerami, dan kotoran hewan diolah menggunakan metode fermentasi alami dengan tambahan 1 bahan, yakni Ribost. Selain memberikan penjelasan teori, para mahasiswa juga langsung mempraktikkan pembuatan pupuk ini bersama para peserta.
Dalam sosialisasi tersebut, Bapak Muhammad Husamuddin menjelaskan secara rinci tentang proses pembuatan pupuk organik cair, mulai dari bahan-bahan yang digunakan hingga teknik fermentasi yang tepat. "Pupuk organik cair adalah solusi untuk pertanian yang lebih berkelanjutan. Ini bukan hanya tentang menghasilkan hasil panen yang lebih baik, tetapi juga tentang menjaga kesehatan tanah dan lingkungan," ujarnya.
Pak Daripin, salah seorang petani sekaligus peternak yang ikut dalam kegiatan ini, menyatakan bahwa ia sangat terbantu dengan adanya sosialisasi ini. "Saya jadi tahu cara baru untuk memanfaatkan kotoran ternak dan sisa panen. Ini sangat bermanfaat, karena bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia yang harganya semakin mahal," ungkapnya dengan semangat.
Sosialisasi ini diakhiri dengan sesi tanya jawab, di mana para petani dan peternak dapat berkonsultasi langsung mengenai berbagai permasalahan pertanian yang mereka hadapi.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari seluruh peserta yang hadir, berharap inisiatif serupa bisa terus berlanjut di masa mendatang. "Kami sangat berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa yang telah memberikan ilmu baru kepada kami. Semoga ilmu ini bisa diterapkan dengan baik dan bermanfaat bagi kesejahteraan warga sekitar" ujar Ketua komunitas Tani Ternak.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan Desa Wanareja bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.