Untuk ilustrasi tambahan, pemakaian premium di Jakarta pada tahun 2008 sebanyak 3,5 milyar liter atau jika dikalikan Rp. 4.500,- nilainya sebesar Rp. 15,75 trilyun. Jadi kalau perkiraan perhitungan biaya macet di atas itu benar maka bisa separoh pemakaian BBM terbuang sia-sia karena kemacetan. Dan ini belum termasuk biaya produktivitas tenaga kerja yang hilang karena lama di jalan dan kelelahan serta kerusakan komponen kendaraan yang lebih lama dipakai dari yang seharusnya.
Seandainya pemerintah DKI dan Pusat serius menghilangkan kemacetan di Jakarta tentu subsidi BBM di APBN bisa ditekan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H