Mohon tunggu...
Deni Muriawan
Deni Muriawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Semangat beribadah no 1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Menyikapi Beberapa Perbedaan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama

2 November 2023   11:20 Diperbarui: 2 November 2023   11:34 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tahun 1912 oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta, Indonesia. Tujuan utama Muhammadiyah adalah memperbaiki dan memajukan kehidupan umat Islam Indonesia melalui pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan sosial. Muhammadiyah mengutamakan pendekatan yang moderat dan reformis terhadap Islam. Mereka mendukung pendidikan modern yang menggabungkan nilai-nilai agama Islam dengan pengetahuan umum. Organisasi ini juga aktif dalam bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi, memberikan pelayanan kesehatan dan bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan.

Selain itu, Muhammadiyah juga memiliki lembaga pendidikan, seperti sekolah dasar, menengah, dan perguruan tinggi, yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka juga memiliki rumah sakit, pusat kesehatan, dan lembaga bantuan sosial untuk mendukung masyarakat dalam hal kesehatan dan kesejahteraan. Sama seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah juga memainkan peran penting dalam kehidupan politik Indonesia. Beberapa tokoh politik terkemuka berasal dari Muhammadiyah, dan organisasi ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam pemilihan umum di Indonesia.

Nahdlatul Ulama (NU) adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Didirikan pada tahun 1926 di Jombang Jawa Timur, NU merupakan sebuah organisasi keagamaan dan sosial yang memiliki pengaruh yang besar di Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. NU didirikan oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari dengan tujuan untuk memperjuangkan ajaran Islam yang moderat, toleran, dan inklusif. NU memiliki basis keanggotaan yang luas di seluruh Indonesia dan memiliki ribuan pondok pesantren (sekolah agama Islam tradisional) di berbagai daerah. Organisasi ini mengajarkan ajaran Islam yang menghormati tradisi lokal dan budaya Indonesia, sambil tetap mematuhi prinsip-prinsip agama Islam.

Selama sejarahnya, NU telah berperan penting dalam memperjuangkan perdamaian, toleransi antar agama, dan pembangunan sosial di Indonesia. NU juga aktif dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan bantuan sosial untuk membantu masyarakat Indonesia. Dalam konteks politik, NU juga memiliki pengaruh yang signifikan. Beberapa tokoh politik terkemuka di Indonesia berasal dari NU, dan organisasi ini memiliki basis pemilih yang kuat di negara tersebut.

Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) adalah dua organisasi Islam terbesar di Indonesia. Meskipun keduanya berbagi keyakinan Islam yang sama, mereka memiliki perbedaan dalam beberapa aspek pemahaman, fokus kegiatan, dan pendekatan sosial-politik. Perbedaan yang sering mencuat adalah perbedaan Idul Fitri atau Idul Adha. Perbedaan antara kedua organisasi ini juga terjadi dalam fikih. Sementara, praktik amaliyah fikih sangat rentan menimbukan perselisihan. Bahkan, perselisihan tersebut bisa menyulut emosi negatif yang berbuntut pada perpecahan. Namun, jika masyarakat secara total telah menyadari perbedaan pandangan fikih merupakan suatu yang niscaya, maka perpecahan di antara sesama umat Islam dapat lebih dihindari. Sementara, Islam sangat membenci perpecahan dan perselisihan. 

Bahkan, seperti dinukil dari buku Fiqh Al-Ikhtilaf NU-Muhammadiyah karya M Yusuf Amin Nugroho, pernah suatu ketika Rasulullah SAW memerintahkan kepada orang yang sedang membaca Alquran agar menghentikan bacaaanya apabila bacaannya itu akan mengakibatkan perpecahan. Dari Jundab bin Abdillah, Nabi SAW bersabda: "Bacalah Alquran selama bacaan itu dapat menyatukan hati kalian. Tapi, bila kalian berselisih, hentikanlah bacaan itu." (HR Imam Bukhari dan Muslim). Maka itu, NU dan Muhammadiyah tentu harus lebih berhati-hati dengan segala isu, termasuk isu-isu seputar perbedaan pandangan fikih, jangan sampai ikhtilaf dalam masalah fikih tersebut merusak persatuan umat Islam, khususnya di Indonesia.

Adapun Beberapa Cara Menyikapi Perbedaan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama:

Memahami Perbedaan Pemahaman

Muhammadiyah cenderung mengadopsi pendekatan yang lebih puritan dalam Islam, dengan penekanan pada aspek keagamaan yang kuat, reformis, dan modernis. Sementara itu, NU cenderung mengedepankan tradisi keagamaan, keberagaman budaya lokal, dan pendekatan yang lebih inklusif terhadap praktik-praktik keagamaan. Penting untuk memahami perbedaan pendekatan ini untuk menghargai keragaman dalam Islam.

Menghormati Pandangan

Kedua organisasi memiliki pandangan dan praktik-praktik yang berbeda dalam beberapa isu sosial dan agama. Penting untuk menghormati perbedaan ini dan tidak membuat generalisasi atau mendiskreditkan salah satu pihak. Menerima keragaman pandangan adalah langkah penting dalam membangun kerukunan dan dialog antarumat beragama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun