Mohon tunggu...
Deni Mildan
Deni Mildan Mohon Tunggu... Lainnya - Geologist, Dosen

Geologist, Dosen | Menulis yang ringan-ringan saja. Sesekali membahas topik serius seputar ilmu kebumian | deni.mildan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadan di Rumah Aja, Menulis Patut Dicoba

28 April 2021   07:44 Diperbarui: 28 April 2021   07:48 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Scott Graham on Unsplash

Pandemi nampaknya makin sulit diprediksi kapan berakhirnya. Gelombang besar kasus kematian di India beberapa waktu lalu malah semakin menegaskan bahwa perkara penyakit menular ini masih harus diwaspadai.

Kondisi tersebut tentunya masih akan memaksa kita untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, khususnya selama Ramadan. Yang kerja kantoran masih perlu menerapkan pembagian jadwal kerja dari kantor dan dari rumah. Pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen sementara harus puas bertemu secara daring alih-alih tatap muka seperti biasa.

Jenuh sudah pasti. Tidak ada yang betah berlama-lama bertahan dalam kondisi serba terbatas. Oleh sebab itu, kita perlu sejenak menghilangkan perasaan bosan tersebut dengan aktivitas lain yang tentunya positif. Menulis bisa jadi salah satu cara alternatif agar pikiran tetap segar dan produktif.

Kebanyakan orang mungkin mengira menulis harus melulu soal opini-opini serius atau artikel-artikel inspiratif layaknya unggahan di platform digital. Topik tulisan nyatanya bisa sangat sederhana, sesederhana kesan kita terhadap cuaca kota yang panas, menu buka puasa yang menyegarkan, atau keluhan naiknya berat badan selama Ramadan. Berangkat dari hal-hal tersebut sambil mengalir kita bisa mengembangkannya menjadi berbagai tulisan sesuai kemampuan kita. 

Kenapa harus menulis?

Menulis bisa dibilang sebagai sarana untuk menumpahkan pikiran yang ada di kepala. Pikiran ini bisa berupa ide, kegelisahan, atau perasaan-perasaan yang tidak bisa diceritakan kepada orang lain. Rasa 'mengganjal' bisa dengan mudah lepas dari dalam diri setelah menulis. Dengan berkurangnya beban, pikiran kita jadi lebih tenang sehingga dapat mengurasi stres dan tekanan emosi.

Selain itu, jika dilatih terus menerus kebiasaan menulis akan membuat kemampuan berbahasa kita semakin baik. Tanpa sadar semakin lama kita akan terbiasa menyususn kalimat demi kalimat secara lebih terstruktur agar lebih mudah dipahami, baik oleh diri sendiri atau pun orang lain. Secara tidak langsung kemampuan komunikasi kita juga akan semakin baik.

Jika tulisan kita cukup bagus dan memiliki nilai jual, bukan tidak mungkin tulisan sederhana bisa mendatangkan cuan dan menjadi ladang penghasilan tambahan. Yang semula cuma iseng dan hobi, jika ditekuni lama kelamaan malah bisa jadi profesi. Mumpung ada waktu luang selama Ramadan, tidak ada salahnya jika dicoba.


Selamat menulis!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun