Mohon tunggu...
DENI MAULANA DIPRAJA
DENI MAULANA DIPRAJA Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa - Freelancer

Berita Ringan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengambilan Tirta Kahuripan dalam Ritual Adat 'Nyangku" di Panjalu

26 Oktober 2021   10:26 Diperbarui: 26 Oktober 2021   10:57 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang upacara adat tradisi 'Nyangku' yang akan  digelar pada 1 November 2021, serangkain proses telah dilalui diantara penjemputan 'Tirta Kahuripan' yaitu pengambilan air dari sembilan sumber mata air. Kesembilan sumber mata air tersebut didapat dari berbagai pegunungan yang tersebar di Kabupaten Ciamis. Pengambilan air ini dibagi menjadi beberapa tahap yang dilaksanakan setiap Ahad atau hari Minggu. Setiap pengaambilannya dituju 2-3 sumber mata air. 

Setelah terkumpul, air disimpan disebuah tempat yang kemudian akan di do'akan selama 40 hari menjelang Upacara adat. Air yang telah dikumpulkan nantinya akan dipakai untuk menyuci benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan Panjalu, yang sebelumnya melakukan ziarah terlebih dahulu ke makam Prabu Hariang Kencana putra dari Hariang Borosngora Raja Panjalu.

"Nyangku ini sebuah budaya, tradisi yang terus dijaga oleh warga Panjalu, sebagai penghormatan sesepuh kapungkur (dahulu) dengan membersihkan benda pusaka peninggalan zaman dulu," kata salah seorang panitia pelaksana tradisi Nyangku, Tatang.

Upacara adat 'Nyangku' merupakan kegiatan yang dinanti-nanti oleh masyarakat Ciamis, bahkan menurut warga yang berada diluar kota sengaja datang untuk menghadiri upacara tersebut. Upacara adat ini dilaksanakan setiap tahun pada bulan Rabiul Awal sebagai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Pada tahun ini menurut kuncen Bumi Alit, upacara adat akan dibuka secara umum dan terbuka setelah tahun sebelumnya dilaksanakan secara terbatas yang hanya dihadiri warga lokal. "InsyaAllah tahun ini kita buka kembali di Alun-alun Panjalu, cuma untuk hiburan beberapa dihapus karena takut tidak terkontrol masa yang datangnya," kata Juru Kunci Bumi Alit, Agus Gunawan Cakradinata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun