Mohon tunggu...
Deni Lorenza
Deni Lorenza Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

Seorang penulis berdedikasi yang mengeksplorasi pengembangan diri dan perubahan hidup melalui tulisan yang inspiratif dan berbasis penelitian ilmiah.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Makna Kehidupan Menurut Jordan Peterson: Kebenaran, Disiplin, dan Pertumbuhan Pribadi

18 September 2024   12:00 Diperbarui: 18 September 2024   12:01 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jordan Peterson, seorang psikolog klinis terkenal, sering kali mengangkat topik-topik berat yang menyangkut makna hidup, kebenaran, dan pengembangan diri. Dia menantang kita untuk tidak hanya sekadar menjalani hidup, tapi juga untuk memahami tujuan di balik setiap tindakan kita, mengejar kebenaran, dan menumbuhkan diri secara terus-menerus.

 Dalam pemaparannya, Peterson banyak berbicara tentang pentingnya disiplin, kekuatan bahasa, dan pentingnya mengajukan pertanyaan dalam perjalanan hidup yang penuh petualangan ini. Kita akan menjelajahi beberapa gagasan utamanya dan bagaimana semua ini bisa menjadi panduan bagi kita dalam menemukan jalan hidup yang lebih bermakna.

Pertama, Peterson menekankan nilai penting dari mengajukan pertanyaan, bahkan yang dianggap "bodoh." Bagi banyak orang, mengajukan pertanyaan seperti itu terasa memalukan, seolah kita menunjukkan kelemahan atau ketidaktahuan. Tapi Peterson berpendapat bahwa justru dari pertanyaan-pertanyaan yang tampak sederhana ini kita bisa menemukan ketidakpastian umum yang dialami banyak orang. 

Pertanyaan-pertanyaan ini memungkinkan kita untuk belajar dan menghindari kebodohan yang berulang. Sebagai contoh, coba duduk dan tanya pada diri sendiri dengan jujur, "Apa yang sedang saya lakukan salah?" Tanyakan kepada diri Anda, "Apa yang bisa dan akan saya perbaiki?" Langkah-langkah kecil seperti ini akan mengarahkan kita pada pemahaman diri yang lebih baik.

Selanjutnya, Peterson membahas pentingnya kebenaran dan ekspresi diri yang autentik. Menurutnya, berkata jujur adalah sebuah petualangan. Jika kita tidak mengatakan apa yang benar-benar kita yakini, kita tidak pernah benar-benar menjadi diri kita sendiri. Banyak dari kita cenderung menggunakan bahasa untuk memanipulasi dan mencapai hasil tertentu.

 Tapi ketika kita melakukan ini, kita hidup dalam kepalsuan yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan kepahitan dan perasaan terputus dari diri sejati kita. Jadi, menjadi diri yang autentik berarti menghilangkan segala sesuatu yang kita katakan hanya untuk mengesankan orang lain dan hanya mengatakan apa yang kita yakini benar. Peterson mengajak kita untuk berbicara dengan kejujuran dan keberanian, meski kadang kebenaran itu menyakitkan atau sulit untuk diungkapkan.

Peterson juga menyoroti pentingnya perbaikan diri melalui perubahan kecil. Dia mengatakan, mulailah dengan perbaikan kecil di dunia nyata untuk mengatasi masalah yang sudah kita ketahui ada dalam hidup kita. Misalnya, jika kita tahu bahwa kita kurang disiplin dalam belajar atau bekerja, mulai perbaiki dari hal-hal kecil seperti membuat jadwal harian dan mematuhinya. Langkah-langkah kecil ini bisa menghasilkan peningkatan yang cepat dan nyata. Perjalanan menuju kebesaran, kata Peterson, dimulai dari kejujuran brutal terhadap diri sendiri dan keberanian untuk menghadapi kelemahan kita.

Belajar dari pengalaman orang lain adalah bagian penting dari proses pertumbuhan pribadi. Peterson mendorong kita untuk membaca buku, karena buku adalah cara tercepat untuk menyerap bertahun-tahun pengetahuan dan kebijaksanaan dalam format yang mudah dipahami. 

Dengan membaca, kita bisa belajar dari kesalahan dan pengalaman orang lain tanpa harus melalui "Sekolah Kehidupan yang Keras". Bayangkan, betapa lebih cepat dan efektifnya kita bisa tumbuh jika kita mengisi pikiran kita dengan pengetahuan yang sudah disaring dan diformulasikan sedemikian rupa oleh orang-orang yang telah melalui perjalanan panjang sebelum kita.

Peterson juga menekankan kekuatan bahasa dan artikulasi. Menurutnya, menjadi artikulatif adalah keterampilan yang sangat penting. Kemampuan berkomunikasi dengan jelas tidak hanya memengaruhi bagaimana kita dipahami oleh orang lain, tapi juga bagaimana kita memahami dunia di sekitar kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun