Mohon tunggu...
Deni Lorenza
Deni Lorenza Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

Seorang penulis berdedikasi yang mengeksplorasi pengembangan diri dan perubahan hidup melalui tulisan yang inspiratif dan berbasis penelitian ilmiah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cara Efektif Mengatasi Stres dan Burnout: Panduan dari Ahli Harvard

7 Agustus 2024   11:28 Diperbarui: 7 Agustus 2024   13:37 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ideogram.ai

Stres dan burnout telah menjadi topik yang semakin sering dibicarakan di dunia modern ini. Menurut data, 72% orang mengalami stres, dan 70% memiliki setidaknya satu gejala burnout. Bahkan, masalah kesehatan mental semakin meningkat seperti yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Apa yang sebenarnya terjadi?

Dr. Aditi Nerurkar, seorang dokter dari Harvard dan ahli stres yang diakui secara nasional, memahami dan menangani burnout modern ini. Saat dia masih mahasiswa kedokteran, dia mengalami stres luar biasa saat bekerja 80 jam seminggu. Dia merasa ketakutan karena tidak bisa menemukan dokter yang bisa membantunya, sehingga dia memutuskan untuk menjadi dokter yang dia butuhkan.

Dr. Aditi menemukan banyak studi dan solusi yang lebih dari sekadar "coba rileks". Saat ini, tingkat stres lebih tinggi daripada sebelumnya. Studi menunjukkan bahwa setidaknya 60-80% kunjungan pasien memiliki komponen yang terkait dengan stres. Lebih dari 60% orang dengan burnout merasa sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaan. Mereka sering kali memeriksa ponsel hingga 2.600 kali sehari. Bahkan, dua pertiga orang tua mengalami burnout.

Meskipun banyak dari kita mengalami hal ini secara kolektif, perasaan tersebut sering kali terasa sangat terisolasi. Sebanyak 330 juta orang di dunia bisa menjalani dua minggu tanpa berbicara dengan siapa pun. Jadi, apa yang bisa kita lakukan? Berikut adalah lima reset yang dapat membantu Anda bertahan dan berkembang.

Pertama, penting untuk memahami situasi stres yang ada saat ini. Kita hidup dalam dunia yang penuh tekanan, yang mempengaruhi semua industri dan kelompok umur tanpa pandang bulu. Stres telah menjadi masalah besar dalam bidang medis. Seiring bertambahnya waktu, stres semakin diakui di berbagai bidang, termasuk dalam tingkat eksekutif perusahaan, yang sebelumnya dianggap tabu.

Kedua, memahami perbedaan antara stres akut dan kronis. Stres akut terjadi dalam waktu singkat dan bisa dikelola oleh tubuh kita. Sebaliknya, stres kronis berlangsung lama dan dapat menyebabkan burnout. Manifestasi dari stres bisa berbeda-beda, termasuk kecemasan, depresi, gangguan tidur, dan kelelahan.

Ketiga, penting untuk mengenali gejala burnout. Gejala burnout bisa berubah seiring waktu. Sebelum pandemi, burnout ditandai dengan apatis, lesu, dan kurang produktif. Kini, burnout juga bisa muncul sebagai ketidakmampuan untuk melepaskan diri dari pekerjaan. Banyak orang merasa terlibat dalam pekerjaan tetapi tidak bisa mematikannya, yang bisa menjadi tanda burnout.

Keempat, memahami dampak dari stres terhadap otak. Stres mengaktifkan sumbu HPA (hipotalamus-pituitari-adrenal) yang memicu respon fight or flight. Ketika stres menjadi kronis, amigdala (pusat emosional otak) tidak bisa dimatikan, yang menyebabkan lonjakan hormon stres seperti kortisol. Ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental dan fisik.

Kelima, penting untuk menetapkan batasan digital. Terlalu sering menggunakan ponsel bisa menyebabkan brain drain, bahkan saat ponsel tidak digunakan. Membatasi waktu penggunaan media sosial dan membuat jarak fisik antara diri Anda dan ponsel bisa membantu mengurangi stres.

Menjaga kesehatan mental tidak hanya penting bagi kesejahteraan individu tetapi juga bagi produktivitas dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Mengadopsi lima reset ini bisa menjadi langkah awal yang signifikan dalam mengatasi stres dan burnout modern. Tetaplah mengingat pentingnya menetapkan batasan, mencari dukungan saat diperlukan, dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun