Minuman botol kaca bergambar badak bercula satu dengan tulisan "Badak" mencuri perhatian saya, kala duduk di sebuah kedai minuman. Saya pun memesan minuman tersebut.
Saya penyuka segala minuman. Terutama minuman yang berbau tradisional dan bisa dibilang langka. Nah, minuman badak salah satunya. Minuman ini bisa dibilang langka. Sebab sudah jarang ditemui.
Maka begitu melihat minuman soda badak terpampang di meja, tak saya sia-siakan. Langsung pesan.
Ternyata badak merupakan minuman soda legendaris asal Pematang Siantar, Sumatera Utara. Minuman yang terbuat dari air, Karno dioksida, garam, sodium, dan sulfatrinasius ini sudah ada sejak tahun 1920.
Minuman badak diproduksi oleh Pabrik Es Pematang Siantar di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Pemakaian label badak memiliki makna "Agar minuman ini bisa bertahan di tengah gempuran minuman-minuman berlabel internasional."
Hal tersebut mengingat kulit badak yang keras dan bertanduk kuat. Kenyataannya memang benar. Masuknya cola-cola ke Indonesia tahun 1927 dan fanta tahun 1973 tak membuat minuman soda badak gentar.
Kehadiran dua minuman soda berlabel internasional tersebut membuat persaingan minuman bersoda semakin ketat. Minuman soda badak mencapai puncak kejayaan pada tahun 1970 hingga 1980-an. Produksinya mencapai 40 ribu krat per bulan.
Kini minuman soda badak sudah tidak berproduksi seperti dulu. Tapi peminatnya tetap ada sampai sekarang. Minuman soda badak tetap dicari dan menjadi minuman yang bisa dibilang langka.
Hal ini membuktikan bahwa minuman soda badak bisa bertahan dari gempuran minuman soda berlabel internasional. Sesuai dengan label badak yang terdapat dalam botol minuman tersebut.Â
Nah, kalau suatu hari Anda mendapati minuman soda badak, jangan ragu untuk membelinya. Hal tersebut bisa memperpanjang usia minuman soda badak.Â
Jika bukan kita yang menjaga kelestarian minuman atau makanan langka semacamnya ini. Lalu siapa lagi? Apalagi minuman soda badak asli tanah air. Jadi patut dilestarikan.