Mohon tunggu...
Denik Apriyani
Denik Apriyani Mohon Tunggu... lainnya -

saya hanya manusia biasa yang terus mengagumi alur kehidupan yang terus berjalan. karna perjalanan hidup ini mengesankan\r\n^-^\r\nhidup ini harus tetap diperjuangkan:D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pak Dahlan Iskan...Dengarkan Ocehan Ini!

2 April 2012   09:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:08 2529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini cerita 29 Maret 2012

Cerita ini berawal karena saya ingin membeli tiket kereta api Ekonomi Bengawan jurusan Jebres saat ada liburan di tanggal 23 Maret 2012. Saya datang ke stasiun Tanah Abang tepat seminggu sebelum tanggal 22 Maret demi mendapatkan tiket buat tanggal 22 Maret, karena diinformasikan tiket kereta ekonomi bisa didapat seminggu sebelum keberangkatan.

Saat sampai depan loket saya tercengang dengan tulisan “tiket kereta api bengawan tanggal 22 Maret HABIS TERJUAL”. Saya beranjak ke ruang informasi, dan menanyakan

Saya : “pak ini tiket bengawan sudah habis ya, katanya bisa didapat seminggu sebelumnya? Bapak itu menjawab: mbak datang jam berapa?

Saya : jam 10 pak.

BAPAK petugas: pantesan, yang dateng jam 5 pagi aja gak kebagian mbak . . .mereka pada nginep disini buat antri tiket.

Astaga . . . . .sampe segitu antrinya pak . . .>mengelus dada

Yasudah, saya pulang tanpa memperoleh tiket.

Seminggu kemudian teman- teman berencana mau liburan untuk tanggal 5 April.

Alhasil kami bertekad untuk nginep di stasiun dari jam 12 malem sepulang kerja langsung diantar driver kantor ke stasiun Tanah Abang. Dan . . .benar- benar pemandangan luar biasa, antrian udah panjang banget. Kita aja dapat antrian nomor 15, padahal itu 2 barisan.

Tak apalah, dari pada dateng subuh. Malah di antrean paling belakang.

Kita berempat kayak pendatang baru untuk antri di tengah malam, karena yang antri kebanyakan cowok-cowok semua/. Saat pagi menjelang, antrian semakin panjang sampai membentuk huruf S dan itu 2 bersaf, bisa di bayangkan. 1 orang hanya bisa beli 4 tiket. Jam 6 pagi barisan sudah ditata oleh petugas dengan bahasa yanag lumayan kasar.

Pas jam 7 pagi loket dibuka.. . .Alhamdulillah lega rasanya, kebetulan yang menganteri salah satu teman saya.

Pada hitungan 5 menit tepatnya, dan baru barisan ke lima kalo gak salah . . .pengeras suara berbunyi “MOHON MAAF TIKET BENGAWAN JURUSAN SOLO JEBRES SUDAH HABIS TERJUAL”

>>tanda tanya besar oleh para pengantri . . .apa apan ini, baru dapet nomor 5 antrian sudah bilang habis. Para pengantri pada marah-marah teriak-teriak nggak karuan. Ada yang nylemong tanya ke security kuotanya berapa, malah dibentak-bentak, sudah diam KAMU.

Trus ada yang mengambil gambar dengan kamera HP suasana disitu, eeee malah diteriakin sama security dan sempat di kejar. . maksudnya apa ini pak PERKERETAAPIAN.

TOLONG dijelaskan.

Bukankah tiket kereta ekonomi dapat dibeli H-7. Tapi nyatanya nongkrong sampai ngineppun tak mendapatkan tiket.

Kalaupun itu sistem onlen, apakah dalam waktu 5 menit katakanlah 9 gerbong dgn kapasitas 900 tiket bisa terjual walaupun itu onlen. CANGGIH AMAT tangan tangan orang Indonesia.

Akhirnya kami mendapatkan tiket kereta Ekonomi BRANTAS.

Dan ini ternyata tidak terjadi pada hari libur saja. Pada praktiknya tiap hari-hari biasa tiket juga sudah habis. Dan dapat didapat di CALO.

>>sungguh sangat disesalkan yang katanya sistem diperbaiki, namun pada praktiknya CALO pada berkeliaran. Tiket yang semula berharga kurang dari RP 40 .000 dapat diperjualbelikan dengan harga Rp 60.000 - Rp 100.000 bahkan ada yang lebih, dan itu para petugas perkeretaapian sendiri.

>> bapak-bapak berbaju kereta api warna biru muda yang bertugas menjaga tiket di pintu masukpun juga nyambi jadi Calo

>>mas –mas SECURITY yang berbaju biru tua yang bertugas menjaga keamananpun juga nonkgrong jadi CALO.

**INI macam APAAn sih PERKERETAAPIAn??????

Bagian mana yang ditertibkan???

Ada tulisan: WASPADALAH dengan CALO

Apa itu Cuma sekedar tulisan. Apa WASPADANYA Cuma sama CALO yang tidak BERSERAGAM PERKERETAAPIAN.

PARAH.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun