Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Memintal dan Menenun Kata Menjadi Puisi, Hobi Baru Saat Ramadan

13 April 2023   19:17 Diperbarui: 13 April 2023   19:19 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tangan ibu
Suasana sahur terasa hangat
Penuh canda, tawa, dan cinta
Tanpa ibu
Sahur kami terasa hambar
Bagai sayur tanpa garam

Ramadan kali ini sungguh berbeda dengan Ramadan sebelumnya.  Bisa jadi pengaruh lingkungan dan circle pertemanan yang baru. Katanya di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Lingkup pertemanan yang baik akan membawa aura kebaikan pula.

Tahun ini merupakan tahun kedua saya tinggal di tempat baru. Setelah pindah dari tempat lama akibat sering kebanjiran. Di tempat baru ini lingkupnya kecil. Tidak terlalu ramai. Untuk ukuran tempat tinggal bisa dibilang tenang dan amanlah. Nyaman pastinya.

Tahun ini pula saya berkecimpung dalam komunitas yang didalamnya terdapat penyair-penyair kenamaan. Sebelumnya sudah punya teman penyair juga. Tapi tidak seintens ketika tergabung dalam sebuah komunitas.

Nah, setelah bergabung dengan komunitas terasa berbeda. Sebab obrolan di WAG grup tidak jauh dari puisi. Mau tidak mau terbawa suasana menjadi lebih puitis dan romantis. Uhuuuy.

Saya yang pada dasarnya menyukai puisi jadi tertantang untuk menulis puisi juga. Selama ini kan hanya jadi pembaca puisi saja. Untuk menulis puisi sendiri masih kurang PD. Apalagi untuk dipublikasikan. Duh, jauh panggang dari api deh.

Ada sih beberapa puisi yang sudah pernah saya tulis. Tapi butuh perjuangan sekali untuk menghasilkan sebuah puisi. Tidak seperti teman-teman penyair yang mudah sekali menuangkan segala yang dilihat dan dirass ke dalam puisi.

Namanya juga penyair ya? Saya pikir bakat orang masing-masing. Jadi tidak boleh iri. Meski demikian segala sesuatu yang terlihat tentu bisa dipelajari. Asal mau dan tekun. Itu sih prinsip saya. Jadi meski tidak memiliki bakat menjadi seorang penyair. Rasanya bisa deh menghasilkan sebuah puisi.

Untuk itulah selama bulan Ramadan ini hobi saya mengutak-atik kata. Memintal dan menenunnya agar menjadi sebuah puisi. Tidak mudah. Tapi bukan berarti tak bisa. Mumpung ada banyak waktu di rumah. Jadi bisa lebih fokus dan merenung sesuka hati.

Ternyata asik juga merngkai kata menjadi sebuah puisi.

Akankah kita bisa menikmati senja bersama-sama?
Ataukah semua hanya imaji
Yang tersaji indah sebagai fiksi?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun