Bulan Ramadan bulan yang penuh berkah. Bulan penuh pengampunan. Segala amal perbuatan kita akan mendapatkan pahala berlipat. Oleh karenanya sebagian besar umat muslim banyak yang tak sabar menanti datangnya bulan suci Ramadan.
Sebagian umat muslim ya? Karena sebagian lagi ada yang merasa terganggu dengan datangnya bulan suci Ramadan. Merasa tidak bebas melakukan aktivitas seperti biasa.
Merasa terganggu saat ingin melaksanakan hajatnya (keperluannya). Bagaimana tidak? Kalau jam operasional toko biasanya buka agak siang, pulang lebih awal. Belum lagi waktu libur yang lebih banyak.
Begitu pula dengan warung makan seperti warteg dan warkop. Pasti ada perubahan saat bulan Ramadan tiba. Pedagang kaki lima. Semua ditertibkan sesuai ketentuan.
Nah, urusan tertib-tertiban ini yang terkadang membuat ribet. Aparatnya sih yang terkadang membuat kita naik darah. Bikin keluar tanduk saja. Seperti yang terjadi di warung kopi Bang Jali.
Warung kopi dan Indomie di gang dekat rumah yang sangat saya andalkan. Tidak hanya saya sih tapi hampir semua orang di sana. Karena jadi tempat nongkrong yang asik.
Jadi andalan kalau sedang ingin makan Indomie tapi malas masak. Pokoknya asiklah sejak ada warkop Bang Jali. Berkah pandemi. Dulu tidak ada warkop 24 jam begini dekat rumah.
Sejak kena PHK Bang Jali membuka usaha warkop itu. Lelaki muda  itu hidup sendiri sejak orang tuanya meninggal.
"Siapa juga yang mau sama laki-laki kere."
Begitu dalihnya kalau ditanya kenapa tidak menikah saja. Adiknya 2 orang sudah menikah dan tinggal dengan suaminya masing-masing. Niat membuka usaha warkop selain untuk kebutuhan sehari-hari, juga untuk mengisi waktu agar tidak jenuh.
Dengan membuka warkop 24 jam ia merasa terhibur. Jadi banyak teman dan kenalan. Berhubung mengurus warung sendirian, kadang giliran mau membeli Indomie si bang Jalinya terlihat tidur sambil duduk. Jadi segan mau membangunkan.