Agar Tuhan tidak melihat kita minum. Jadi tetap bisa mengaku puasa sehari penuh. Dihadapan orang lain dan di mata Tuhan. Beberapa kali saya dan teman tersebut di atas melakukan hal demikian. Rasanya asik-asik saja karena tidak ketahuan.
Sadar bahwa perbuatan yang kita lakukan itu salah ketika mengaji diterangkan tentang kebesaran Tuhan. Bagaimana Tuhan bisa melihat dan mengawasi perbuatan kita meski di dalam lubang semut.
Huaaah, rasanya bersalah sekali sudah mokel puasa seenaknya. Memang lolos dari pengamatan Nyai. Tapi ternyata tidak lolos dari pengamatan Tuhan. Sejak itu mulai insaf dan tidak mokel lagi. Tapi kenangan itu tak akan terlupakan sampai sekarang. Mengelabui Tuhan di kolong bale. Nostalgia masa kecil di bulan Ramadan. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H