Ketapels. Komunitas Kompasianer Tangerang Selatan Plus kembali menggelar acara di rumah salah satu anggotanya. Seperti tagline Ketapels (Silaturahmi, Berbagi, Inspirasi), acara kali ini pun tidak jauh dari tagline di atas.
Jika bulan Januari Ketapels Silaturahmi berlangsung di rumah ibu Asita dan diisi dengan sharing dari mas Agung Han, mengulik gini gitunya membuat video short reel. Untuk bulan Februari Ketapels berbagi inspirasi dibalik novel Cintaku Setengah Agama karya Iswadi Suhari.Â
Iswadi Suhari yang saya panggil dengan sebutan Kang Didi salah satu anggota Ketapels juga. Beliau kelahiran Kuningan, Jawa Barat. Alumni SMA Negeri 2 Cirebon dan lulusan UGM Yogyakarta serta University of Queensland, Australia. Mengambil gelar doktor di Universitas Negeri Jakarta.
Cintaku Setengah Agama merupakan novel pertamanya. Tapi bukan buku pertamanya. Sebelum meluncurkan novel Cintaku Setengah Agama, Kang Didi sudah menulis buku motivasi berjudul "Gampang Cari Uang dengan Menulis Opini" yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada Juni 2015.
Novel Cintaku Setengah Agama sendiri terbitan tahun 2017. Weh, sudah cukup lama ya? Tapi kenapa masih diulas dan dibahas? Ketapels tidak membahas secara khusus mengenai isi novel Cintaku Setengah Agama sih. Tapi lebih ke proses kreatif si penulis dalam menghasilkan karya tersebut.
Oleh karenanya tidak dikatakan sebagai bedah buku Cintaku Setengah Agama. Itu sih sudah biasa. Terlalu mainstream. Jadi dicari sisi inspiratifnya. Nah, tiap penulis tentu memiliki alasan dan motivasi tersendiri dalam menghasilkan karya.
Sebagai penulis di Kompasiana kiranya perlu juga menambah amunisi untuk menjaga semangat menulis, bahkan memompa semangat untuk terus berkarya bagi yang sudah memiliki karya. Menjadi motivasi untuk berkarya bagi yang belum memiliki karya.
Lalu kenapa memilih dibalik novel Cintaku Setengah Agama? Sebab secara judul cukup menggelitik. Tetap relevan sampai kapan pun. Bertepatan dengan bulan kasih sayang pula. Nah, inilah yang mendasari Ketapels berbagi kali ini. Kebetulan tempatnya kediaman sang penulis. Jadi semakin terasa soul-nya.
Kali ini Ketapels berkolaborasi dengan Ladiesiana. Salah satu komunitas di Kompasianer juga. Dimoderatori oleh pak mantan alias Kang Rifki Feriandi, acara mengalir begitu saja tanpa acara resmi-resmian. Karena memang acaranya dibuat santai dan tak formal.
Duduk dan makannya pun lesehan. Pokoknya santai saja. Tapi isi obrolannya dong bergizi sekali. Jadi tak hanya terkait proses kreatif menulis novel Cintaku Setengah Agama. Melainkan ada obrolan dan diskusi lain yang tak kalah menarik. Seperti soal usaha dan Badan Pusat Statistik.
Kembali ke obrolan dibalik novel Cintaku Setengah Agama. Jadi Kang Didi memiliki niat untuk menulis novel tersebut terpicu dari kalimat motivasi yang diucapkan oleh mba Asma Nadia. Tahu dong siapa Asma Nadia?